Search

Sistem Buka-Tutup hingga Ganjil-Genap Mulai Berlaku 18 April 2023

Majalahaula.id – Menghadapi arus mudik dan balik Idul Fitri 2023, Pemerintah RI melalui Kepolisian RI atau Polri bakal menerapkan sejumlah rekayasa agar lalu lintas lancar. Pola rekayasa lalu lintas tersebut meliputi contraflow (buka-tutup), one way (satu arah), dan sistem ganjil-genap, yang bakal diberlakukan sejak 18 April 2023.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Mabes Polri Kombes Nurul Azizah mengatakan, rekayasa lalu lintas tersebut akan diterapkan untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik musim Lebaran tahun 2023, khususnya di jalan utama lintas Jakarta-Jawa Tengah (Jateng).

“Terkait dengan rekayasa lalu lintas Lebaran 2023 pelaksanaannya akan dilakukan sistem contraflow, one way, dan juga ganjil-genap di sejumlah akses jalan tol,” kata Nurul di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/4/2023).

Baca Juga:  Pimpinan ITS NU Diterima Wakil Wali Kota Padangsidimpuan

Penerapan sistem contraflow dan one way dijadwalkan pada 18 dan 19 April 2023. Dua hari tersebut diperkirakan menjadi puncak arus mudik keluar Ibu Kota Jakarta menuju arah timur ke Jawa Tengah dan seterusnya. Pada 18 April, sistem contraflow akan diterapkan mulai dari Kilometer (Km) 47 Karawang Barat sampai Km 72 Cikampek Utama (Cikatama).

Selepas itu, kepolisian akan meneruskan sistem one way dari Km 72 Cikatama sampai dengan Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung. Pelaksanaan contraflow pada tanggal tersebut, dimulai sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.

Pada tanggal berikutnya, 19 April 2023, skema contraflow dan one way pada jalur yang sama akan kembali diterapkan, tapi dengan skala waktu yang lebih panjang. “Pada Rabu 19 April 2023, sistem contraflow dan one way akan dilakukan sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB,” kata Nurul.

Baca Juga:  PW LPPNU Jatim Minta Akses Petani NU Dipermudah

Prediksi puncak arus mudik tersebut bisa saja bergeser ke tanggal berikutnya. Karena itu, penerapan contraflow dan one way akan kembali diterapkan sampai H-1 Lebaran atau Kamis (20/4/2023) tepat pukul 08.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB. Rekayasa contraflow dan one way pada jalur yang sama juga akan diterapkan pada Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada Jumat (21/4/2023).

Nurul melanjutkan, pola serupa juga akan dilakukan pada pelaksanaan arus balik. Pelaksanaan rekayasa lalu lintas dalam menghadapi arus balik lebaran tersebut dimulai pada 24 April sampai dengan 1 Mei 2023 pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB. Sistem contraflow dan one way akan dilakukan mulai dari Km 72 Cikatama sampai Km 47 Karawang Barat, sedangkan one way dimulai dari Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan Km 72 Cikatama.

Baca Juga:  Bikin Macet Panjang, Tiket Online di Pelabuhan Merak Disoal

Ada beberapa perlakuan khusus terhadap kendaraan-kendaraan yang tak masuk dalam penerapan sistem ganjil-genap selama arus mudik dan balik. Kendaraan itu adalah kendaraan pemimpin lembaga negara, maupun pemimpin serta pejabat negara asing serta lembaga internasional. Kendaraan dinas dengan pelat nomor merah serta kedinasan TNI-Polri juga tak dikenakan sistem ganjil-genap.

Sistem ganjil-genap tak berlaku terhadap kendaraan-kendaraan dengan kepentingan umum dan tertentu. “Seperti kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, kendaraan yang membawa penyandang disabilitas, kendaraan bermotor berwarna dasar pelat kuning, kendaraan bermotor listrik, dan kendaraan-kendaraan angkutan umum, dan barang,” tandasnya. (Hb)

Terkini

21 Mei 2024Jemaah Haji Dapat Smart Card di Makkah, Ini Fungsinya Jakarta () — Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M. Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan kartu pintar (smart card) untuk dibagikan kepada jamaah haji, sekaligus sebagai akses mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). "Kebijakan penggunaan smart card baru diterapkan tahun ini oleh Pemerintah Arab Saudi. Nah, ini harus diikuti oleh jamaah Indonesia," tutur Anna Hasbie, Juru Bicara Kementerian Agama, di Jakarta, Selasa (21/5/2024). Jemaah haji Indonesia, lanjut Anna, diminta membawa smart card selama berada di Tanah Suci, terutama pada puncak haji di Armuzna. "Smart card adalah kartu yang nanti akan dipakai oleh jamaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Setiap jamaah ke Armuzna, wajib memakainya," terang Anna. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurrahman, di Makkah, juga mengimbau agar ketua kloter, ketua rombongan dan ketua regu, termasuk juga jamaah, bertanggung jawab memastikan kartu tidak hilang dan menjaga sebaik mungkin. "Kami memberikan imbauan ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu, dan jamaah agar bisa menjaganya sebaik mungkin. Jangan sampai hilang," imbau Khalil, sapaan akrabnya. Khalil menambahkan, smart card akan didistribusikan melalui Kepala Sektor untuk diberikan kepada ketua kloter. Mereka yang akan membagikan smart card kepada jamaah melalui ketua rombongan. "Kemudian nanti teknis pembagiannya ke Kasektor. Kasektor yang nanti membagikan kepada ketua kloter. Ketua Kloter nanti yang akan membagikan ke ketua rombongan, lalu ke ketua regu dan jamaah. Kami mengimbau ketua regu kloter dan jamaah haji benar- benar menjaganya agar tidak hilang," jelas Khalil Lebih lanjut, Khalil mengungkapkan, pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan cadangan kartu bagi jamaah apabila kehilangan smart card. Namun jumlahnya sangat terbatas. "Dari Kementerian Haji Saudi, jelasnya, kalau hilang bisa diganti tapi dibatasi 10 persen dari jamaah haji Indonesia. Kami mengimbau supaya (para jamaah) hati-hati menyimpannya," tutur Khalil Khalil menambahkan, smart card ini merupakan implementasi pelaksanaan peraturan Arab Saudi yang mengeluarkan fatwa bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa. "Nah itu (smart card) sama dengan izin (berhaji)," imbuh Khalil. Scan Barcode Kartu smart card didominasi warna coklat dan putih. Pada bagian depan terdapat foto dan data profil jamaah. Di sana juga terdapat barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jamaah. Apa saja data yang tersaji? Khalil menjelaskan bahwa data tersebut antara lain berisi nama jamaah, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jamaah di Makkah.

Kiai Bertutur

E-Harian AULA