Search

Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Diduga Habisi Nyawa 12 Orang

Majalahaula.id – Jagat maya geger dengan menguaknya kasus pembunuhan oleh seorang warga yang diduga dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Akibat aksi biadab tersebut bahkan sampai 12 orang jadi korban pembunuhan itu. Pelakunya ialah Mbah Slamet alias Tohari, warga RT 017 RW 004 Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Dilansir dari beragam sumber, tersangka Mbah Slamet mengaku sebagai dukun pengganda uang dengan melakukan sejumlah ritual. Praktik ini terbilang berani, sebab ia mempromosikan dirinya di media sosial Facebook lewat bantuan Budi Santoso (33). Korban antara lain dijanjikan bisa mendapatkan penggandaan uang dari Rp70 juta menjadi Rp5 miliar.

Namun, uang yang digandakan dan dijanjikan oleh Mbah Slamet tak kunjung ada, sehingga para korban pun menagihnya. Tak hanya sekali dua kali ditagih, bahkan hingga berkali-kali. Karena tak uang penggandaan yang dijanjikan tak kunjung ada, korban menagihnya pun hingga bertemu secara langsung dengan tersangka.

Baca Juga:  Napi dan Sipir Lapas Cipinang Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Mbah Slamet tak kehabisan akal dan tipu muslihat. Ia pun mempersilahkan para korban untuk menemuinya secara langsung. Namun nahas, Mbah Slamet justru melakukan aksi keji dengan membunuh korban atau pasien pengganda uang.

Sebelum dibunuh, korban diajak ke daerah perkebunan dengan dalih untuk melakukan ritual, hingga akhirnya dibunuh. Korban dibunuh dengan cara diracun lewat minuman yang dicampur potas. Korban lalu dikuburkan di kebun singkong milik tersangka yang terletak di areal perkebunan yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari permukiman warga.

“Saya mengajak korban terlebih dahulu untuk melakukan ritual di tengah kebun sekitar pukul 20.00. Kita biasanya berangkat ke lokasi sejak pukul 16.00 dengan menggunakan sepeda motor,” terang Mbah Slamet.

Baca Juga:  Surat Percepatan Pelaksanaan Haji Hoaks

Kepala Desa Balun Mahbudiono menyebutkan, tersangka jarang bergaul dengan masyarakat sekitar dan juga dikenal sebagai orang yang tertutup. “Selama ini yang datang ke tempat Tohari itu kan bukan orang desa ini. Tetangga atau warga sekitar tidak kenal,” kata Mahbudiono, Kamis (6/3/2023).

Menurut Mahbudiono, warga yang melihat kedatangan tamu tidak tahu kepentingannya mau apa karena tidak kenal. Tamu paling datang terus pulang, orang tidak tanya kepentingannya apa. “Seandainya ditanya pun tamunya tidak akan jujur mau menggandakan uang,” imbuh Mahbudiono. Dengan kejadian ini, Mahbudiono berharap warga lebih memperhatikan satu sama lain sehingga kontrol sosial terbangun.

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Achmad Luthfi mengatakan, pengungkapan dugaan pembunuhan terhadap Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (2/4/2023), menjadi pintu masuk terungkapnya serangkaian pembunuhan berkedok penggandaan uang oleh tersangka Tohari.

Baca Juga:  3 Jamaah Haji Asal Lamong Terima Penghargaan dari Bupati

Dari hasil pengembangan yang dilakukan oleh penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara, tersangka mengaku juga membunuh lima orang lain yang dikubur di lokasi yang sama dengan jenazah Paryanto. Namun setelah dilakukan penggalian ternyata ditemukan sembilan jenazah.

“Terakhir, pada pembongkaran Selasa (4/4/2023) ditemukan lagi dua jenazah di lokasi yang sama. Jadi, total jumlah jenazah yang sudah ditemukan sebanyak 12 jenazah,” ungkapnya. Atas aksinya itu, Mbah Slamet dijerat pasal pembunuhan tingkat pertama Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati. (Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA