Search

Nindy Ayunda Ketenangan Ibadah Ramadlan Terusik

Majalahaula.id – Sosoknya sekarang ramai diperbincangkan karena mengaku mendapat ancaman dan intimidasi dari oknum TNI. Peristiwa janggal sebelumnya sudah didapatkan olehnya saat pergi ke Palembang.

Setelah pulang dari Palembang pada Ahad (02/04/2023), ia kembali mendapatkan teror. Pada saat itu dirinya pergi bertemu adiknya di kediaman yang ada di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan. Ada orang berambut gondrong yang dilihat oleh asisten rumah tangganya di sekitar rumahnya. Ada sekitar tiga orang yang mencurigakan di sekitar rumahnya.

“Akhirnya saya setelah salat isya saya baru makan malam bersama adik saya itu jam 10 kurang di hari Minggu. Lalu pada saat itu tiba-tiba pembantu saya naik, ‘Ibu ada orang yang mencari Pak Dito’. Nah orang ini siapa gitu lho, saya nggak tahu (mereka) siapa tiba-tiba datanglah. Langsung saya suruh asisten rumah tangga saya suruh kunci,” ungkapnya.

Baca Juga:  Enny Nurbaningsih Bentuk Majelis Kehormatan MK

Pada saat itu, ia mengetahui orang-orang yang menggeruduk rumahnya bertambah banyak. Aksi intimidasi itu membuatnya panik. Mereka mencari Dito Mahendra. Nindy menyebut ada sekitar 30 orang melakukan intimidasi di kediamannya. Mereka juga melakukan tindakan mulai dari menggedor dan merusak pintu garasi sampai berteriak.

“Jadi pada pukul 22.00 itu saya langsung panik, ada apa ini? Apakah kedatangan saya ke Palembang membuat ancaman untuk oknum TNI tersebut gitu lho? Jadi hari Senin ancaman teror itu terjadi pukul 22.00 malam sampai 7.30 pagi, saya benar-benar tidak tidur sama sekali. Saya benar-benar capek pulang dari luar kota, saya mau menemui seseorang, juga tidak bisa saya temui. Akhirnya saya pulang ke Jakarta,” keluhnya.

Baca Juga:  Upacara di Istana

Terkait ancaman yang diterimanya, ia mengaku sangat terusik apalagi sedang berada di bulan Ramadlan. Oleh sebab itu, dirinya menyampaikan laporan dengan harapan ketenangan selama menjalankan ibadah puasa dapat dirasakan. Dan hal itu merupakan hal setiap warga negara agar tidak ada kalangan yang mengancam.

“Saya mendapatkan perlakuan seperti itu juga saya tidak bisa beribadah, sahur tidak tenang. Saya akhirnya melaporkan ke Puspom TNI by phone waktu itu. Akhirnya mereka datang ke rumah, situasi sudah clear baru evakuasi,” bebernya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA