Majalahaula.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi mendukung pesantren dan umat Islam mendoakan secara khusus para pemimpin seperti Menko Polhukam Mahfud MD hingga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar diberi kekuatan untuk berbuat baik bagi Indonesia.
Hal demikian disampaikan merespons imbauan Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I) seluruh pengasuh pondok pesantren menggelar istigasah mendoakan Mahfud MD usai mengungkap dugaan transaksi janggal Rp349 triliun di Kementerian Keuangan.
“Bukan hanya saat ini saja, namun jika ada doa dilakukan secara khusus untuk Pak Mahfud MD juga bagus agar beliau diberi kekuatan dan perlindungan Allah SWT,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur Rabu (5/4).
“Sebaiknya kita doakan juga Presiden Jokowi dan segenap pemimpin bangsa kita agar senantiasa diberi hidayah dan pertolongan untuk berbuat yang terbaik kepada NKRI dan rakyat Indonesia,” tambahnya.
Gus Fahrur menjelaskan umat Islam dianjurkan senantiasa mendoakan para pemimpin bangsa. Tujuannya, agar mereka diberi pertolongan dan bimbingan oleh Allah SWT untuk kebaikan bagi masyarakat.
Ia berpandangan mendoakan pemimpin sudah sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW.
“Anjuran Rasulullah SAW dalam sebuah hadis HR Muslim yang artinya, “Sebaik-baik kamu adalah yang mendoakan pemimpinnya, mereka pun mendoakanmu. Seburuk-buruk kamu adalah yang melaknat pemimpin, dan mereka pun melaknatmu,” kata dia.
Lebih jauh, Gus Fahrur mengimbau umat Islam terutama di bulan Ramadan ini dapat mendoakan para pemimpin Indonesia agar diberikan kekuatan dan pertolongan oleh Allah SWT.
“Dalam memimpin bangsa kita untuk menjadi negara yang adil, makmur dan diridai Allah SWT,” kata dia.
Sebelumnya, Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I) seluruh pengasuh pondok pesantren menggelar istigasah mendoakan Mahfud MD usai mengungkap dugaan transaksi janggal Rp349 triliun di Kementerian Keuangan.
MP3I berharap Mahfud dan pemimpin bangsa lainnya yang sedang memperjuangkan keadilan dan kejujuran tetap diberikan kesehatan dan pertolongan oleh Allah SWT.
“Demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” bunyi surat tersebut.
Belakangan ini transaksi mencurigakan Rp349 triliun di Kementerian Keuangan yang diungkap Mahfud menjadi perbincangan publik.
Mahfud menjelaskan rinci polemik itu dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3) lalu.
Mahfud menjelaskan total nilai transaksi Rp349 triliun itu merupakan data agregat dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang terkait dengan Kemenkeu periode 2009-2023.
