Majalahaula.id – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu Lampung menyampaikan imbauan terkait maraknya ‘Perang Sarung’ anak-anak remaja di bulan Ramadlan. Sekretaris RMINU Pringsewu Hizbullah Huda mengatakan, bahwa beberapa malam di awal Ramadlan 1444 H, beberapa kali terjadi semi-tawuran remaja seperti di Kecamatan Ambarawa.
‘Perang Sarung’ ini berawal dari sekelompok remaja yang berkumpul dan bermain saling memukul temannya dengan sarung di malam atau pagi hari setelah subuh. Namun lambat laun, kebiasaan ini menjadi semacam tawuran yang menggunakan sarung sebagai senjatanya.
Menurutnya, kejadian ini dapat menjadi semacam ‘tren’ jika dibiarkan saja dan perlu ada antisipasi dan kewaspadaan semua pihak. Awalnya, perang sarung hanya melibatkan jumlah kecil yaitu hanya puluhan anak, tetapi lambat laun menjadi besar sampai melibatkan ratusan anak dan sudah ada anak santri yang jadi korban luka-luka.
“Hal ini disebabkan karena di dalam sarung yang digunakan untuk perang sarung ada yang diisi batu,” katanya, Rabu (29/3/2023).
Menindaklanjuti hal ini, pengurus RMI memohon agar pesantren meningkatkan perhatian dan pengawasan pada santri dan tidak meladeni jika ada ajakan dari anak luar pesantren untuk perang sarung. “Kami berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa yang akan datang,” harapnya.
RMINU Pringsewu sebagai asosiasi Pesantren NU juga mengimbau kepada para orangtua agar mengawasi anak-anak dan menyampaikan kepada mereka untuk tidak terlibat dalam kegiatan perang sarung. Kegiatan semacam ini dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan anak-anak.
RMINU Pringsewu berharap semua pihak dapat memberikan edukasi tentang makna puasa dan menyampaikan pesan-pesan positif tentang pentingnya menjaga keamanan dan keselamatan di lingkungan sekitar khususnya selama Ramadlan.
“Kami berharap agar semua pihak dapat bekerja sama dan berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi anak-anak dan masyarakat,” pintanya.(Hb)