Majalahaula.id – Sangat penting bagi orang tua menanamkan kebaikan kepada anak turunnya sejak dini. Sebab, Allah memerintahkannya dalam Al-Qur’an. Penegasan ini disampaikan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim menjelaskan saat haul ke-9 KH Abdul Hamid di Pondok Pesantren Wahdatut Thullab (Al-Wahdah) Lasem Rembang, Jawa Tengah Sabtu (11/3/2023). “Sering disampaikan Mbah Maimoen bahwa tidak ada cerita penghormatan, seperti Allah menghormati leluhur yang menanamkan kebaikan ke anak turunnya,” jelas pria yang akrab disapa Gus Baha ini.
Dengan mengajarkan hal baik kepada anak sejak kecil, diharapkan generasi penerus selalu mengingat ajaran leluhurnya tentang hal baik dan semangat belajar ilmu Allah. “Setidaknya anak turun yang sudah diajarkan hal baik, akan malu ketika tidak meneruskan perjuangannya leluhurnya,” imbuhnya.
Sesuai dengan pesan Imam Syafi’i bahwa menyebut nasab bukan digunakan untuk sombong, melainkan menghindari dari melakukan hal-hal yang tidak pantas. Karena leluhurnya memiliki akhlak yang baik. “Kita menyebut buyut-buyut bukan karena sombong, tapi karena menjaga ajarannya. Semisal menyebut Mbah Umar dan Mbah Baidlowi, yang diingat alim alamahnya. Sehingga ketika tidak ngaji ya malu, karena leluhur adalah orang yang alim dan senang ngaji,” ujarnya.
Gus Baha menceritakan, salah satu hal baik dan paling utama untuk diajarkan ke anak turun yaitu masalah tauhid. Gus Baha mencontohkan bahwa keluarga besarnya sejak dulu menanamkan pentingnya kalimat tauhid (لا اله الاالله). Anak-anak kecil di keluarganya diharuskan mengenal Allah, ma’rifatullah, sebelum mengenal siapa pun dan apa pun.
Ibaratnya, ketika seseorang menempati rumah dan menggunakan fasilitas seseorang, maka yang harus diketahui pertama yaitu siapa pemilik rumah tersebut. Sebagai bentuk sopan santun. Begitu juga ketika seorang hamba menempati bumi Allah, maka harus tahu siapa Allah.(Vin)