AULA, Semarang – Ruswan Wakil Rektor Universitas Walisongo Semarang menyampaikan sejak dilahirkan di dunia belum pernah melihat wajah sang ayah. Ia mengaku saat usinya 15 hari Ayahnya meninggal dunia. Bahkan selembar dokumen atau foto Ayahnya pun ia tidak punya. Maklum keluarganya adalah orang desa dan teknologi foto belum populer seperti sekarang ini. Adapun sebab meninggalnya sang Ayah menurut cerita adalah kelumpuhan kaki.
Setelah Ayahnya wafat, Ruswan tinggal bersama 4 orang di antaranya Ibu, dan 3 saudara kandungnya. Bagi Ruswan sosok Ibu paling berharga. Ibunya dianggap sudah ahli dalam mengatur keuangan. Sosoknya seperti perempuan yang religius, dan dermawan.
“Saya bisa seperti sekarang ini karena doa Ibu. Ibu sering mempersilahkan pedagang yang lewat untuk berhenti. Meski tak dibeli dagangan itu namun Ibu memberi makan karena rasa kasihan memikul barang dagangan yang kelihatannya berat,” ungkap Ruswan MANTAN Pengurus Wilayah Lembaga Maarif Nahdlatul Ulama (LP NU) itu.
Semasa hidupnya, Ruswan sangat bekerja keras untuk mendapat banyak kesempatan belajar. Lulus dari UIN Walisongo Semarang pada 10 Februari 1992, Ruslan melanjutkan pendidikan Strata dua (S2) di Kanada lewat jalur beasiswa dan pendidikan (S3) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Di samping Ruswan juga aktif di organisasi profesi guru. Pria ini menjabat koordinator wilayah Jateng-DIY Pimpinan Pusat Persatun Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu).