Search

Pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Tahun ini Berbeda

Majalahaula.id – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, pendaftaran program Praktisi Mengajar angkatan 2 untuk perguruan tinggi dan praktisi segera dibuka pada bulan ini.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan sosialisasi untuk LLDIKTI wilayah I-XVI pada 6-7 Februari, praktisi pada 13 Februari, dan perguruan tinggi vokasi 15 Februari 2023.

“Praktisi diharapkan dapat berbagi kepakaran yang selama ini mereka dapatkan, memperkaya wawasan, perspektif, dan persepsi masyarakat kampus untuk memahami dunia kerja yang sesungguhnya,” katanya dalam Grand Launching Program Praktisi Mengajar Angkatan 2, dalam keterangan tertulis.

Melalui Praktik Mengajar, mahasiswa bisa mendapat pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.

Baca Juga:  Indonesia Berakhlak Reborn, Kolaborasi Nine Vision Jatim dengan Aula TV.

Kiki mengatakan program ini adalah salah satu upaya untuk mengakselerasi penguasaan pengetahuan para mahasiswa mengenai berbagai bidang ilmu danl keterampilan dunia kerja.

Kiki menyebut mahasiswa tidak cuma mendapatkan bekal teori saja, tetapi juga pengetahuan dan pengalaman dari dunia kerja.

“Dampaknya kami harap mahasiswa lebih siap terjun ke dunia kerja karena telah terpapar dengan berbagai informasi tentang apa yang terjadi di dunia kerja,” tambahnya.

Kiki mendorong keterlibatan dosen dan pimpinan perguruan tinggi. Dia berharap kedua pihak ini membuka akses seluas-luasnya kepada para praktisi untuk mengajar, mendidik, dan membina mahasiswa.

Berbeda dari Tahun 2022
Pada pelaksanaan Praktisi Mengajar tahun sebelumnya, ada dua jenis kolaborasi. Sementara, tahun ini hanya ada satu skema kolaborasi yakni kelas kolaborasi selama 12 jam.

Baca Juga:  Siswa di Banyumas Ciptakan Game Toleransi

Satu kelas kolaborasi terdiri atas satu praktisi yang mengajar 12 jam atau dua praktisi yang mengajar selama 6 jam masing-masing.

“Dengan kolaborasi yang baik antara dosen dan praktisi dari perusahaan, kurikulum yang diberikan akan lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja,” terang Kepala Program Praktisi Mengajar dan Wirausaha Merdeka, Gamaliel Waney.

Pelaksanaan Praktisi Mengajar pada tahun lalu sudah menghasilkan lebih dari 12 ribu kolaborasi yang melibatkan lebih dari 800 praktisi perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono menyebut program ini tidak cuma penting bagi mahasiswa, melainkan juga untuk para dosen. Praktisi Mengajar disebutnya membuka interaksi antara dosen dan praktisi, sehingga dapat memperkaya wawasan dan memperbarui pengetahuan dosen atas berbagai perkembangan ilmu pengetahuan serta industri terkini.

Baca Juga:  Learning Loss Jadi Prioritas Indonesia di Bidang Pendidikan

“Harapannya, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri makin lama makin erat sehingga berbagai capaian positif bisa dirasakan untuk kemajuan Indonesia,” kata Gugup.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA