Majalahaula.id – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh menggelar berbagai acara untuk menyambut 1 Abad NU. Di antaranya dzikir dan istighotsah akbar di Dayah Ruhul Falah Samahani, Aceh Besar. Lautan jamaah Nahdliyin memadati lokasi acara.
”Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan memperingati 1 Abad NU yang jatuh pada 16 Rajab 1444 H bertepatan 7 Februari 2023. Berdasarkan penanggalan hijriah, NU lahir pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 akan genap usianya 100 tahun atau 1 abad,” ungkap Ketua Panitia, Tgk Muhammad Hafidz kepada NU Online, Rabu (1/2/2023).
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Aceh Besar ini mengatakan dzikir dan istighotsah tersebut diikuti ribuan jamaah yang berasal dari pengurus Nahdlatul Ulama se-Aceh, badan otonom (Banom) NU seperti Fatayat, Ansor, dan Banom yang lainnya. Selain itu, ikut serta juga komponen pesantren dan masyarakat setempat.
”Dzikir dan istighotsah akbar ini digelar dalam rangka memperingati 1 Abad NU. Kita berkumpul di sini untuk melaksanakan dzikir bersama, doa bersama memohon perlindungan, keselamatan, kemaslahatan, dan pertolongan Allah SWT di setiap aktivitas keseharian kita,” lanjutnya seperti dikutip dari nu.or.id.
Sementara itu, Ketua PWNU Aceh Abu Faisal Ali, menjelaskan mengenai alasan lokasi dzikir dan istighotsah satu abad NU dilaksanakan di Dayah Ruhul Falah. Menurut dia karena ada sisi historisnya, bahwa pimpinan dayah tersebut yakni Almarhum Tgk Ibrahim Hasyem memiliki kontribusi besar dalam mengembangkan NU di Aceh.
Sebelumnya, PWNU Aceh bersama Nahdliyin setempat menanam 2.000. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian menyambut 1 Abad NU. Penanaman pohon dilakukan agar masa depan dunia akan menjadi lebih baik, lebih subur, dan lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam.
”Kegiatan penanaman pohon tersebut dilakukan di wilayah Samahani Aceh Besar, yaitu wilayah yang dulu pada masa konflik Aceh menjadi basisnya GAM, juga dipilih beberapa tempat lain sebagai alternatif,” ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa penanaman 2.000 pohon itu juga sebagai ikhtiar NU dalam menjaga lingkungan. Cuaca yang kadang tak menentu menurutnya memang harus menjadi perhatian serius untuk masyarakat. Bisa jadi situasi itu terjadi karena lingkungannya sudah rusak akibat pepohonan banyak yang ditebang.
”Walaupun hanya 2.000 pohon yang ditanam, di sini NU ingin berperan serta dapat meninggalkan sesuatu yang bermanfaat di dunia ini dalam konteks penghijauan, dalam rangka mengantisipasi suasana pemanasan dan cuaca yang tidak menentu di masa mendatang,” sambungnya. (MG2)