Majalahaula.id – Kepala Disbudpar Tanjungpinang, Muhammad Nazri menyebutkan, koleksi benda-benda sejarah yang tersimpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA) mencapai 2.613 koleksi.
Koleksi itu berasal dari berbagai sumber sejarah mulai dari perhiasan, senjata, peralatan rumah, keramik, kendi, piring, guci, artefak, miniatur, koleksi foto-foto, catatan dan naskah kuno, seni lukis, seni grafis, koin, cap/stempel. Hingga benda hasil penemuan di zaman prasejarah, neolitikum yang berbahan andesit seperti kapak genggam, kapak batu, dan beliung persegi.
“Dari 2.613 koleksi itu memiliki delapan klasifikasi koleksi, yaitu koleksi etnografi, keramologika, teknologika, historika, seni rupa, filogika, arkeologika, numismatika dan heraldika,” kata Nazri melansir Antara.
Nazri mengatakan, bagi warga yang berkunjung ke Tanjungpinang tidak lengkap bila belum mengunjung Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Salah satu wisata yang dapat mengembalikan kenangan pada masa lampau sejarah dan budaya yang ada di Tanjungpinang.
Museum itu dikelola Disbudpar Tanjungpinang sejak diresmikan pada 31 Januari 2009 oleh Suryatati A. Manan, Wali Kota Tanjungpinang kala itu.
Nazri juga menyatakan sempena merayakan Hari Jadi ke-14 Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah 31 Januari 2023, museum mengadakan malam keakraban dengan pelaku seni di Tanjungpinang.
“Pada malam keakraban ini kita bercerita dan berdiskusi dengan kawan-kawan pegiat seni. Kita juga memberikan apresiasi kepada mereka yang telah menghibahkan koleksi bersejarah ke museum,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Tanjungpinang, Ivan Kurniawan mengatakan setelah pandemi Covid-19, pihaknya telah menyusun program untuk meningkatkan kunjungan masyarakat, terutama pelajar ke museum.
Beberapa kegiatan itu seperti pameran temporer yang disesuaikan dengan Hari Museum Nasional pada 12 Oktober 2023. Lalu, semarak museum yang akan diisi dengan berbagai lomba yaitu fotografi, vlog, lomba melukis, baca hikayat, berbalas pantun untuk pelajar SD dan SMP, hingga sosialisasi terkait museum.
“Kami coba mulai lagi, supaya masyarakat khususnya anak-anak dan pelajar tau keberadaan museum ini. Di sini, tersimpan rekaman masa lalu dan warisan budaya Tanjungpinang yang bisa dipelajari dan menjadi pengetahuan bagi para generasi muda,” kata Ivan.