Majalahaula.id – Setelah melewati masa pandemi covid-19 selama 2 tahun lamanya, akhirnya Pesantren Tebuireng kembali mengelar acara puncak peringatan wafatnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) secara terbuka di Pesantren Tebuireng Jombang Rabu (21/12/2022). Haul Gus Dur yang ke 13 diperingati dengan penuh Khidmah di Pesantren Tebuireng.
“Sebenarnya kata kunci untuk memahami Gus Dur gampang, yaitu keseimbangan,” ucap Zannuba Ariffah Chafsoh, putri Gus Dur dalam sambutannya di puncak acara Haul. Di sisi lain, menurut Ning Yenny Wahid dalam kehidupan yang serba materialistis modern seperti saat ini, dimana manusia hanya fokus pada hal-hal yang bersifatnya duniawi kebendaan menjadi penting bagi kita ikut meneladani sosok Gus Dur.
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz, turut hadir serta memberikan sambutan dan menceritakan kehebatan dari sosok Gus Dur. “Banyak hal yang dapat kita kenang dari sosok KH. Abdurrahman Wahid, dan salah satu yang paling terkenal adalah sosok yang humanis. Beliau selalu membela orang-orang yang teraniaya, orang-orang minioritas, orang yang dipinggirkan dan beliau selalu memperjuangkan keadilaan bagi seluruh manusia,” tutur pria yang biasa disapa Gus Kikin ini.
“Di tahun 1984, yang mana NU saat itu masih banyak keterlibatannya di politik. Maka di tahun itu pula Gus Dur telah berhasil mengubah banyak hal melalui pemikiran-pemikirannya yang humanis, sehingga NU menjadi lebih humanis. Hingga akhirnya NU di tahun itu pula kembali kepada Khittah NU 1926 dan banyak mengalami perkembangan,” ungkap Gus Kikin mengenang jasa Gus Dur.
Sementara itu, KH Ali Masyhuri yang didaulat untuk memberikan tausyiah dalam acara puncak Haul Gus Dur ke 13 di Ponpes Tebuireng menyebut Gus Dur sebagai Abu Nawasnya Indonesia. Menurut Gus Ali, Gus Dur adalah sosok Sang Penyeimbang. “Gus Dur itu menjaga keseimbangan. Ngobrol bola saget Gus Dur, ngomong komik Kho Ping Ho bisa Gus Dur, jadi tak kering bila turun ke masyarakat langsung, punya kepustakaan yang banyak. Jadi jangan jadi orang yang kuper sempit dan tidak punya wawasan,” tegas Gus Ali.
Seperti diketahui sebelum acara puncak Rabu malam, terdapat beberapa rangkaian kegiatan menyemarakkan haul Gus Dur ke 13 di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Diantaranya pembacaan Manaqib Kubro Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, Bahtsul Masa’il, seminar Pemikiran Gus Dur, dan penampilan Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (ISHARI) Nahdlatul Ulama Jombang. (Vin)