Majalahaula.id – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan bahwa di tengah prediksi ekomoni dunia yang tidak mudah di tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesi justru mengalami peningkatan.
“Tahun depan situasi ekonomi dunia tidak mudah, tapi syukurnya Indonesia dari kuartal II ke kuartal III mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa,” ujar Teten dalam acara Hari Apresiasi Garda Transfumi 2022 di Pos Bloc, Jakarta, Kamis.
Tercatat pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 5,44 persen dan kuartal III sebanyak 5,7 persen. Teten mengungkapkan bahwa dari total angka tersebut, 54 persennya diraih melalui konsumsi rumah tangga, dalam hal ini mencakup UMKM. Hal ini membuktikan peran UMKM sebagai kekuatan perekonomian bagi Indonesia.
Teten juga menuturkan rencana kolaborasinya bersama pemerintah untuk menggiatkan belanja produk UMKM di tahun depan, utamanya dalam kondisi resesi yang diprediksi akan terjadi.
“Maka, tahun depan kita perlu kolaborasi bagaimana belanja produk UMKM dan produk lokal ini terus kita gerakkan. Jadi selain konsumsi rumah tangga 54 persen tadi, nanti belanja pemerintah pun membeli produk dari UMKM,” tutur Teten.
Teten menyampaikan juga rencananya untuk mengalokasikan 40 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membeli produk koperasi dan UMKM.
Menurut Teten, itu adalah salah satu langkah utama yang dapat membantu dan menopang masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi situasi resesi dunia yang diprediksi akan terjadi tahun depan.
“Kita sudah kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) supaya mereka dan pihak swasta membeli produk-produk UMKM,” tambah Teten seperti dilansir dari kompas.com.
UMKM sendiri sudah menjadi bagian dari rantai pasok industri, termasuk bagi BUMN dan juga swasta. Dengan begitu, Teten optimistis bahwa tahun depan, perekonomian dan perkembangan UMKM masih akan terus bertumbuh.
“Karena dengan membeli produk UMKM, Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung dari sekitar 400 triliun yang dibelanjakan pemerintah pada produk UMKM, itu bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi hingga 1,85 persen atau setara penyerapan tenaga kerja sebanyak 2 juta orang,” jelas Teten.
Ia berharap kegiatan belanja masyarakat yang masih berada di angka 64 persen dapat terus didorong untuk membeli produk UMKM lokal. Dengan begitu, perekonomian kita tetap bisa maju dan bertahan meskipun dalam kondisi resesi.