Majalahaula.id – Ada banyak ciri dan perbedaan dari mereka yang masuk kalangan teroris. Oleh sebab itu, semua kalangan hendaknya ekstra waspada kepada sejumlah pihak yang masuk kriteris tersebut. Dan hendaknya melaporkan kepada pihak berwajib kalau menemukan hal mencurigakan karena kalangan teroris sangat berbahaya.
Penegasan disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini. Bahka salah satunya adalah bahwa kelompok teroris tidak suka dengan keberagaman. Pasalnya, mereka memiliki sifat yang eksklusif dan intoleran. Hal itu, kata dia, berbeda cara pandang dengan hal yang selama ini telah diajarkan oleh para leluhur bangsa. Oleh karenanya, salah satu cara melawan paham terorisme adalah dengan membangun gerakan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
“Jadi kalau warga kita semua cinta NKRI, maka musuh negara yang namanya terorisme tidak akan pernah bisa datang dan menghinggapi seluruh elemen masyarakat Indonesia,” kata Boy di sela-sela kegiatan Indo Defence Expo and Forum 2022, seperti dalam keterangan tertulis, Sabtu (05/11/2022).
Pendekatan lunak atau soft approach, kata dia, melalui dialog kebangsaan harus terus dilakukan. Sebab, melawan paham terorisme tidak bisa menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista), seperti halnya melawan musuh konvensional.
Sosialisasi ideologi kebangsaan dan membangun gerakan cinta NKRI di seluruh Indonesia sangat penting dan strategis sebagai upaya vaksinasi terhadap virus intoleran. Dan hal tersebut dapat dilakukan dengan beragam cara yang intinya adalah mengingatkan mereka akan pentingnya merasa memiliki terhadap negeri ini. Bila hal tersebut berhasil, maka berikutnya mereka akan dengan suka cita berkontribusi kepada bangsa dan negara dengan kelebihan yang dimiliki.
“Kita harus yakin negara kita dapat melawan virus terorisme melalui wawasan kebangsaan, revitalisasi Pancasila, moderasi beragama, pembangunan kesejahteraan dan penguatan akar budaya bangsa” tegas Boy.
Oleh sebab itu, yang demikian pentinmg adalah bagaimana kalangan muda dapat diajak untuk berkontribusi.
“Sudah sepatutnya generasi muda baik pelajar, mahasiswa, anggota organisasi kemasyarakatan sebagai penerus bangsa menjadi garda terdepan untuk melawan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,” imbuh dia. (Ful)