Search

Ketika 9000 Santri Lumajang Lalaran Nadzom Aqidatul Awam

Majalahaula.id – Ada kado istimewa untuk Nahdlatul Ulama (NU) yang akan merayakan usia 1 Abad dari santri-santri di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Lebih dari 9000 santri Madrasah Diniyyah (Madin) dari seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang bersama-sama lalaran (membaca) secara kolosal Nadzom Aqidatul Awam dengan iring-iringan musik tradisional, Ahad (30/10/2022). Kegiatan ini yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2022 juga dumaksudkan sebagai hadiah untuk peringatan 1 Abad NU.

Alun-alun Kabupaten Lumajang, tempat digelarnya acara ini terasa penuh sesak dengan para santri berseragam putih dengan berbagai atribut bendera NU. Penanggung jawab acara ini, KH Dzunnajah atau Gus Dzun, menuturkan, berkat antusiasme tinggi, peserta yang hadir melebihi jumlah yang direncanakan. “Awalnya kami hanya menargetkan 5000 santri Madin, ternyata Alhamdulillah, menurut laporan terakhir jumlah yang hadir melebihi 9300 santri,” ungkap Gus Dzun.

Baca Juga:  Waspada Dana Donasi untuk Terorisme, Terlebih di Akhir Ramadhan

Gus Dzun menambahkan, timnya memilih musik pengiring lalaran nadzom karya Sayyid Ahmad Marzuki ini dengan musik tradisional yang di Lumajang yang dikenal dengan musik patrol. Yaitu alat musik terbuat dari kayu yang dilubangi dalamnya dengan berbagi ukuran dan bentuk. “Musik ini biasanya dibuat membangunkan orang sahur. Dengan musik ini kita berharap ingat kembali jangan sampai lupa tentang masalah akidah, terutama yang ada di 57 nadzom aqidatul awam sambil mengingat kembali kembali masa-masa di pondok pesantren,” imbuh Gus Dzun.

Upaya Ribuan Santri Lumajang Jaga Akidah dan Tradisi

Hafal nadzom Aqidatul Awam kemudian menjaganya dengan selalu dilalar (dibaca) menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, H Jamaluddin atau Abah Jamal merupakan upaya menjaga tradisi dan akidah Ahlussunah Wal Jama’ah (Aswaja) An-Nahdliyyah. Menurutnya, model lalaran nadzom dengan musik tradisional perlu dilestarikan.

Baca Juga:  Halaqah Fikih Peradaban, Stempel Bid’ah Hanya Bikin Umat Bingung

“Lalaran nadzom ini suatu kegiatan pembelajaran pelafadzan literatur kitab kuning. Ini adalah tradisi santri untuk menguatkan hafalan santri,” jelas Abah Jamal. Abah Jamal menyebut, Aqidatul Awam yang berisi akidah lima puluh sebagai akidah yang dianut oleh NU harus terpatri dalam sanubari santri. Maka nadzom ini perlu dihafal dan dipahami sebagai bekal santri menghadapi tantangan penyebaran akidah selain Aswaja.

“Ini juga menjadi pelestarian tradisi hafalan nadzom agar para santri tidak terpapar paham-paham lain. Hendaknya Aqidatul Awam ini terpatri dalam hati para santri hingga hari akhir nanti,” lanjut Abah Jamal.

Sementara itu, Wakil Rais PCNU KH Ahmad Qusyairi menceritakan, nadzom karya Sayyid Ahmad Marzuki adalah nadzom monumental yang langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam mimpi yang dialaminya dan diamini para Malaikat. “Ajaibnya, saat terbangun Sayyid Ahmad Marzuki ini masih ingat betul nadzom-nadzom sebanyak 57 tersebut kemudian beliau tulis tanpa kendala,” ungkap Kiai Qusyairi.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA