Search

Halaqah Fikih Peradaban, dari NU untuk Diplomasi Global

Majalahaula.id – Halaqah Fikih Peradaban sebagai salah satu rangkaian kegiatan menyambut usia 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) lalu digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sebelumnya, panitia telah menggelar pra-halaqah yang dilaksanakan Kamis (29/9/2022) di aula mini pesantren Nurul Jadid. Halaqah fikih peradaban kali ini mengangkat tema “Fikih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru” dengan menghadirkan sejumlah kiai dan akademisi. Yakni Wakil Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir, Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Muhammad Al-Fayyadl, serta dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, M Syaeful Bahar.

Baca Juga:  Pelatihan First Aid bagi Nahdliyin

KH Ulil Abshar Abdalla menyatakan bahwa halaqah yang digelar secara maraton tersebut memiliki tujuan mulia. Yakni bagaimana melibatkan pesantren dalam mendiskusikan masalah kekinian. “Nantinya, kegiatan halaqah yang dilaksanakan di banyak tempat ini untuk memberikan masukan pada Muktamar Internasional Fikih Peradaban yang akan berlangsung saat peringatan 1 Abad NU 16 Rajab 1444 H yang bertepatan 7 Februari 2023,” jelasnya.

Gus Ulil kembali menegaskan pentingnya kegiatan halaqah yang diselenggarakan setidaknya dua kali dalam sehari atau 60 kali selama sebulan tersebut. “Ini adalah sumbangsih NU dalam diplomasi global,” tandasnya.

Ditambahkannya, pelibatan pesantren dalam membincang persoalan kekinian sangatlah mendesak. Demikian pula forum yang ada sebagai sarana kaderisasi ulama khas pesantren di Tanah Air. Karena itu, Gus Ulil sangat berharap usai kegiatan halaqah, akan ada rekomendasi dan masukan pada puncak muktamar internasional mendatang. “Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan dukungan dari para kiai dan ulama pesantren agar kegiatan ini berjalan sesuai harapan,” harapnya.

Baca Juga:  Tingkatkan Hubungan, Pj Gubernur Jateng SIlaturahim ke Kantor PWNU Jateng

Semetara itu Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini mengapresiasi PBNU yang mempercayakan pesantrennya sebagai salah satu lokasi diselenggarakannya halaqah. “Semoga tidak kapok untuk menjadikan Pesantren Nurul Jadid sebagai lokasi kegiatan halaqah mendatang,” imbuhnya.

Diawali Pra-Halaqah dan Dihadiri Aktivis Lintas Forum

Tiga hari sebelumnya, digelar pra-halaqah yang juga bertempat di Ponpes Nurul Jadid. “Kegiatan pra-halaqah dimaksudkan agar pembahasan materi pada pelaksanaan halaqah lebih siap,” kata ketua panitia, Syamsuri.

Syamsuri yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut mengaku peserta pra-halaqah 25 orang diambil sebagai delegasi dari lintas forum. “Selama kegiatan, peserta memberikan pandangan sesuai tema yang dibahas,” katanya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA