Majalahaula.id – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ikut prihatin atas terjadinya insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, yang menewaskan lebih dari seratus orang. NU pun menyerukan kepada seluruh Nahdliyin agar menggelar salat gaib dikhususkan kepada korban meninggal dunia.
“Insiden ini benar-benar mengundang keprihatinan kita bersama,” kata Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam dalam keterangannya, Minggu kemarin.
Sekretaris PWNU Jatim Akhmad Muzakki menuturkan, PWNU Jatim ikut berbelasungkawa atas meninggalnya ratusan suporter Arema FC dan dari pihak kepolisian. Karena itu, PWNU Jatim menyerukan kepada seluruh Nahdliyin di Jatim untuk menggelar salat gaib.
“Atas tragedi ini PWNU Jatim mengajak semua warga Nahdliyin untuk mengirimkan doa dan salat gaib,” ujar Zakki.
PWNU Jatim juga mendesak agar dilakukan investigasi secara menyeluruh dan detail tentang penyebab tragedi ini. Termasuk jika ada kesalahan SOP penanganan di lapangan.
Dia juga meminta agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan kompetisi sepak bola di Indonesia seraya mendorong agar persepakbolaan nasional semakin maju dengan tanpa ada kejadian memilukan seperti tragedi di Stadion Kanjuruhan itu.
“Peristiwa tragedi ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua,” ucap Zakki.
Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa hingga Minggu malam kemarin, data korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang. Angka tersebut diperoleh dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh tim DVI Polri.
Keterangan Kapolri sekaligus mengoreksi data berbeda sebelumnya yang disampaikan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyampaikan jumlah korban meninggal dunia 129 orang. Setelah itu, Wagub Jatim Emil Dardak sempat menyebutkan data korban tewas sebanyak 174 orang lalu tak lama kemudian mengoreksi menjadi 131 orang.
Di luar data yang disampaikan otoritas berwenang, beredar pula di media sosial data korban oleh pihak tak resmi pada Minggu siang kemarin. Ada yang menyebut jumlah korban meninggal dunia sebanyak 153 orang, bahkan ada yang menyebut angka 187 orang. Kesimpangsiuran data jumlah korban itu terjadi diduga karena terjadi pencatatan ganda karena posisi korban saat dirawat terpencar di sejumlah rumah sakit.
Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.
Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. NF