Majalahaula.id – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD terlihat sewot ketika ditanya wartawan di Surabaya, Jawa Timur, soal kasus hacker Bjorka pada Rabu kemarin. Dia kemudian sedikit menjelaskan serta menegaskan bahwa tidak ada data negara yang bocor. Undang-undang Perlindungan Data Pribadi disahkan juga bukan karena ulah Bjorka.
“Ngapain tanya kaya gitu kamu?,” kata Mahfud MD menjawab pertanyaan wartawan tentan kasus Bjorka usai mengikuti acara di Hotel Mercure Surabaya.
Mahfud MD menegaskan, tidak ada data negara atau pejabat negara yang bocor seperti diklaim hacker Bjorka. Menurutnya, informasi soal bocornya data negara hanyalah karangan Bjorka lalu disebarkan ke publik.
“Tidak ada [data negara yang bocor]. Itu [Bjorka] buat sendiri aja terus disebar seakan-akan [membocorkan],” kata Mahfud MD.
Guru Besar di UII itu juga menegaskan bahwa disahkannya UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang terkesan terburu-buru bukan karena adanya isu hacker Bjorka. RUU PDP sudah lama dibahas sebelum Bjorka muncul. “Jadi, itu tidak ada kaitannya dengan kebocoran data,” ujar Mahfud.
Dalam beberapa pekan terakhir publik di negeri ini digegerkan oleh pengakuan peretas yang menamakan diri dengan Bjorka dan menyatakan berhasil meretas dan menyedot data-data negara, juga data pribadi sejumlah pejabat negara.
Pemerintah dan aparat kepolisian pun dibuat repot karena ulah Bjorka yang hingga kini belum teridentifikasi. Sejauh ini, Bareskrim Mabes Polri baru menetapkan satu tersangka terkait kasus Bjorka, yaitu pemuda asal Kabupaten Madiun berinisial MAH. Kendati ditetapkan tersangka, namun MAH tidak ditahan.
Namun MAH bukan pelaku utama. Dia ditetapkan tersangka karena membuat channel Instagram bernama Bjorkanism lalu menjual ke Bjorka. MAH sendiri mengakui perbuatannya itu dan mengaku menyesal dan meminta maaf. MAH mengaku membuat channel Bjorkanism hanya karena iseng dan mengambil keuntungan dari menjual akun tersebut.
MAH mengaku perbuatan itu dilakukan berawal kekaguman dirinya atas aksi peretasan yang dilakukan oleh Bjorka. Bagia MAH, Bjorka keren karena mampu membobol sistem keamanan digital sejumlah institusi negara. Karena kagum, MAH kemudian membuat channel Telegram bernama Bjorkanism.
Dengan channel itu, MAH memposting ulang unggahan Bjorka. Rupanya, postingan ulang itu disukai banyak orang. Jumlah yang menyukai ribuan. Tak lama kemudian, MAH berkomunikasi dengan Bjorka asli dengan bahasa Inggris. Channel Bjorkanism kemudian dijual ke Bjorka dengan transaksi dalam bentuk Bitcoin senilai 100 Dollar AS. Sejak itu kendali channel Bjorkanism di tangan Bjorka asli, tapi tetap atasnama MAH selaku pembuat. NF