Majalahaula.id – Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siradj mendesak pemerintah untuk lebih proaktif dan progresif untuk melakukan lobby diplomasi, penggalangan dan kampanye “Stop War”. Pernyataan itu disampaikan Kiai Said saat memimpin jalannya Mukernas LPOI di Hotel Santika Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Dalam pidatonya di Mukernas yang bertema “Memperkuat Persahabatan untuk Memperkokoh NKRI” Kiai Said mendesak upaya penyelamatan korban perang. “Mendesakkan penggalangan misi kemanusiaan untuk menyelamatkan korban perang dan wujudkan Peacefull Civilization, dan Menggerakkan kekuatan bangsa-bangsa untuk menjadi ekosistem penyangga perdamaian dunia,” kata Kiai Said dalam pidato pembukanya
Selain soal mendorong lahirnya perdamaian, Said Aqil juga meminta kepada umat untuk waspada terhadap ancaman politisasi agama dan politik identitas. Caranya, dengan membangun kesiapsiagaan nasional, deteksi dini dan mewaspadai gerakan dan atau organisasi yang melakukan perekrutan dan penggalangan suara yang membawa-bawa nama agama demi tujuan politik. “Demikian halnya dengan Menindak secara tegas berbagai bentuk dan upaya politisasi agama,” pinta Kiai Said.
Terakhir, Saiq Aqil mengamini bila virus Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi, masih terus berusaha menjebol rasa kesatuan dan persatuan juga kemanusiaan sebagai anak bangsa. Namun, dengan membangun sistem kewaspadaan nasional, sistem deteksi dini, pengawasan berbasis Indeks Potensi Radikal secara kolaboratif berbasis multi pihak, maka ia yakin virus tersebut sulit menembus jantung NKRI. “Mencegah, membangun imunitas ideologi dan edukasi wawasan kebangsaan, menindak segala bentuk rencana dan aksi penggalangan dana, rekrutmen, Ideologisasi, organisasi radikal, intoleran dan organisasi teroris,” tegasnya.
Said Aqil berharap, pemerintah juga bisa tegas dengan dapat membubarkan organisasi dan melarang ideologi yang bertentangan dengan Pancasila Serta segera menerbitkan INPRES (Instruksi Presiden) tentang Gerakan Nasional Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi. “Kita siapkan Generasi Pancasilais yang dapat menjadi ujung tombak untuk menegakkan dan mengokohkan Konsensus Nasional Indonesia berdasarkan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang Undang dasar 1945,” pungkasnya. (Vin)