Majalahaula.id – Antusiasme ajang Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Award 2022 mulai terlihat di berbagai daerah. Untuk bisa berpartisipasi bahkan memenangi ajang bergengsi untuk organisasi NU di Jatim itu, berbagai Langkah mulai disiapkan. Termasuk yang dilakukan jajaran Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan yang merampungkan akreditasi seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Ranting (PR) yang berada di wilayahnya.
Penyelesaian akreditasi kepengurusan dari tingkat Kecamatan (PAC) hingga Pimpinan Ranting (PR) GP Ansor, digelar di Pendopo Mandhapa Agung Ronggosukowati, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu malam (10/09/2022).
Akreditasi tersebut dipimpin langsung oleh Pengurus Asesor Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Timur selama sekitar lima jam. Dalam acara itu ada sebanyak 13 PAC dan 189 PR dirampungkan.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Akreditasi PW GP Ansor Jatim Harun Prasetyo menyatakan ada sejumlah potensi yang akan menjadi tolok ukur untuk memaksimalkan perjuangan dan pengabdian dalam organisasi Ansor ke depan. “Ada klasterisasi dalam organisasi kita. Jika klaster tinggi, maka punya tanggung jawab yang lebih besar. Contoh klaster satu ditentulan jumlah kaum muslimin, jumlah lembaga pendidikan NU, komunikasi dan interaksi dengan stakeholdernya, serta fasilitas infrastruktur daerahnya,” jelas pria kelahiran Tuban itu.
Selain itu, akreditasi GP Ansor menjadikan peta organisasi dalam menjalankan tugas-tugas yang akan menjadi rancangan besar ketika rapat kerja (raker) tahunan. Selain itu juga akan mempermudah kader yang disiapkan sebagai penerus jam’iyah NU yang akan datang. “Akreditasi ini sebagai upaya awal untuk semakin tertib berorganisasi, semua dokumen, semua administrasi harus terdokumentasi dengan baik dan diarsip dengan baik. Sehingga, menjadi dasar kita semakin disiplin berorganisasi,” lanjut Harun.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Pamekasan Syafiuddin menyampaikan keunggulan Ansor Pamekasan selama kepemimpinannya. “Sesuai visi besar Ansor Pamekasan yakni sebagai penentu nasib bukan peminta nasib. Harapannya sumber daya Ansor siap menghadapi tantangan yang ada. Utamanya di kemandirian ekonomi dan kemandirian berpikir kader,” ungkap pria yang disapa Syafi’ itu.
Syafi yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pamekasan itu menegaskan ke depan ia berharap tidak ada lagi kader Ansor yang membuat proposal meminta dana. “Haram hukumnya kader Ansor buat proposal. Ke depan yang harus disiapkan ide dan gagasan. Jadi sambut 1 abad NU kader Ansor harus mandiri,” pungkasnya. (Vin)