Search

Penyebab Stroke Pendarahan Otak, Bisa Hipertensi sampai Aneurisma

Menurut Kementerian Kesehatan, ada dua jenis stroke pendarahan otak. Yakni, stroke pendarahan intraserebral yang terjadi saat pembuluh darah di dalam otak pecah, serta stroke pendarahan subarachnoid yang terjadi ketika pembuluh darah di permukaan otak pecah. Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit berbahaya ini, kenali beberapa penyebab stroke pendarahan otak.

Penyebab stroke pendarahan otak Ada beberapa penyebab stroke pendarahan otak atau stroke hemoragik yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol Dilansir dari Stroke Association, penyakit darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol adalah penyebab utama stroke pendarahan intraserebral. Penyakit ini lambat laun bisa merusak pembuluh darah di dalam otak.
  • Kelainan pembuluh darah di otak Kelainan pembuluh darah di otak seperti angiopati amiloid serebral (penumpukan protein di dinding pembuluh darah otak) dan malformasi arteriovenosa (pecahnya jalinan pembuluh darah tipis di otak) bisa merusak pembuluh darah dan memicu stroke.
  • Aneurisma otak Dilansir dari Mayo Clinic, aneurisma atau pelebaran pembuluh darah karena melemahnya dinding pembuluh darah di otak bisa jadi penyebab stroke hemoragik subarachnoid.
  • Cedera kepala Cedera atau trauma di kepala akibat benturan kencang atau kecelakaan juga bisa jadi penyebab stroke pendarahan.
  • Konsumsi obat pengencer darah berlebihan Efek samping mengonsumsi obat pengencer darah dengan dosis berlebihan bisa meningkatkan risiko stroke. Untuk itu, pastikan Anda minum obat ini sesuai petunjuk atau rekomendasi dokter.
  • Stroke penyumbatan pembuluh darah otak Stroke penyumbatan pembuluh darah otak atau stroke iskemik bisa meningkatkan risiko stroke pendarahan di kemudian hari. Penyebab lainnya Di luar beberapa faktor di atas, penyebab stroke pendarahan otak terkadang bisa berasal dari penyakit anemia sel sabit, penyakit liver, tumor otak, penyalahgunaan narkoba, infeksi yang memicu peradangan seperti Covid-19, sampai efek terapi radiasi kanker tertentu.
Baca Juga:  WHO Kembali Bahas Status Cacar Monyet

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA