Majalahaula.id – Penurunan harga cabai merah, bawang merah dan minyak goreng menjadi pendorong deflasi 0,21% pada Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan Agustus 2022.
Akibat penurunan inflasi komponen harga bergejolak tercatat turun dari 11,47% pada Juli lalu, menjadi 8,93% pada Agustus 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan deflasi ini menunjukkan bahwa inflasi pada Juli lalu yang meningkat tajam memang dikontribusikan oleh faktor bahan makanan.
“Dari faktor makanan yang bisa diatasi, secara relatif cepat seperti cabai dan lain-lain itu yang sekarang jadi fokus tim pengendalian inflasi di pusat dan daerah,” ujar Sri Mulyani di DPR RI, Kamis (1/9/2022).
Oleh karena itu, dia mengungkapkan Presiden telah meminta kepala daerah, menteri pertanian dan menteri perdagangan untuk melihat keseluruhan faktor-faktor yang menyumbangkan inflasi.
Selain itu, Sri Mulyani memastikan pemerintah menggunakan instrumen-instrumen APBN untuk menangani inflasi, termasuk transfer ke daerah (TKD).
“Jadi, dalam hal ini, Pemda yang mendapatkan dana transfer dari pemerintah pusat dalam bentuk dana yang tidak terduga itu diminta untuk bisa secara fleksibel untuk bisa menyumbang, meredam pressure-pressure harga,” tegasnya.
“Jadi, saya rasa ini bagus. Kita berharap ini bisa terjaga,” sambungnya.
Ke depannya, dia melihat tantangan besar justru datang dari pangan impor, seperti gandum, kedelai dan serta minyak goreng.
“Walaupun itu adalah CPO kita punya, tapi itu subtitusinya adalah minyak sunflower yang itu diproduksi oleh Ukraina. Jadi, berbagai dinamika itu yang harus kita antisipasi,” katanya seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com.
Adapun untuk sebagian bahan pangan dan barang penting yang diproduksi di dalam negeri, Sri Mulyani berharap semuanya bisa diproduksi secara baik dengan harga terjangkau dan dengan jumlah memadai. Dengan demikian, harga-harga bisa stabil.