Wayang kulit merupakan salah satu warisan berharga dari nenek moyang bangsa Indonesia. Keberadaannya bahkan di akui dunia sejak 19 tahun yang lalu lewat pengakuan UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya.
Di masyarakat, pertunjukan wayang kulit biasanya dapat dilihat ketika digelar hajatan pernikahan ataupun tradisi lain yang bertujuan menghibur masyarakat. Tontonan wayang kulit juga sudah sejak lama tayang di beberapa media televisi untuk menghibur penontonnya.
Tak sekadar sebagai tontonan, pagelaran wayang kulit menyuguhkan cerita yang banyak mengandung ajaran hidup bagi masyarakat.
Wayang kulit sebagai sebuah seni tradisional Indonesia banyak berkembang di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di balik statusnya sebagai sebuah warisan budaya berharga Indonesia, ternyata banyak fakta menarik seputar wayang kulit. Biar tak makin penasaran, yuk langsung aja kita kupas satu per satu
Sejarah Lahirnya Wayang kulit
Menelusuri sejarah lahirnya wayang kulit akan menghadirkan banyak versi dari cerita yang beredar di masyarakat.
Beberapa kalangan meyakini kata wayang berasal dari `ma Hyang’, yang artinya menuju spiritualitas Sang Kuasa. Ada pula yang mendeskripsikan kata wayang sebagai teknik pertunjukan bayangan di layar.
Teori lain yang berkembang di masyarakat adalah wayang berasal dari totemisme yaitu sebuah kepercayaan prasejarah yang menyucikan benda keramat.
Dalam sejarah islam di Indonesia, pertunjukan wayang dulunya digunakan oleh Walisongo sebagai media dakwah Islam.
Pembuatan Wayang Kulit
Wayang kulit dibuat dengan bahan dasar kulit kerbau yang telah dikeringkan dengan tambahan tanduk kerbau. Pembuatan wayang juga menggunakan sekrup untuk melengkapi bagian siku dan gagang wayang sehingga pergerakannya terlihat dinamis.
Dalam prosesnya, kulit kerbau pertama kali dibersihkan dari bulu-bulunya dan didiamkan selama satu bulan. Langkah selanjutnya adalah menggambar pola sebelum masuk ke proses tatah.
Wayang yang sudah ditatah lalu diamplas ahar permukaannya rata dan halus.
Setelah itu, semua bagian wayang disatukan dan melalui proses pewarnaan, yang dalam bahasa Jawa disebut sungging.
Setelah proses pewarnaan dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil terbaik, wayang disatukan dengan gagangnya dan selesai.
Jenis-jenis Wayang
Wayang juga memiliki ragam jenis, mulai dari bahan pembuatannya, yaitu wayang kulit kerbau yang disebut juga sebagai wayang purwa.
Lalu ada wayang golek yang terbuat dari kayu dengan ciri khas tiga dimensi, wayang klithik yang saat dimainkan mengeluarkan suara ‘klitik..klitik..” yang terbuat dari kayu pipih.
Terakhir ada wayang beber, yang terbuat dari kain lebar berisi lukisan cerita yang akan ditampilkan saat pertunjukan.
Diakui UNESCO
Pada tanggal 7 November 2003, wayang kulit ditetapkan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan menganggumkan di bindang cerita dan narasi oleh UNESCO.
Hebatnya lagi, UNESCO juga mengakui bahwa pertunjukan wayang kulit sebagai seni mendongeng kuno di Indonesia terlah berkembang selama sepuluh abad.
Tempat Menyaksikan Pertunjukan Wayang Kulit
Sahabat Dream yang ingin menonton pertunjukan wayang kulit, bisa datang ke beberapa spot yang tersebar di kota-kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Biasanya, pertunjukan wayang digelar saat ada festival budaya atau di destinasi wisata bersejarah, seperti Candi Borobudur dan Keraton Yogyakarta.