Momen kemerdekaan menggugah kembali kenangan bersejarah. Dalam hal ini ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Buduran, H Machrus mengisahkan terkait Pondok Pesantren Siwalan Panji yang merupakan tempat belajar para tokoh besar seperti KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
“Kiai dulu banyak yang punya karomah ya, kalau menurut cerita ada yang sampai bisa terbang,” katanya saat menjadi narasumber dialog yang disiarkan di kanal Youtube NU Delta yang merupakan kanal resmi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, Kamis, (11/08/2022) siang.
Dikisahkan pula pada waktu Indonesia masih dijajah oleh Belanda, Pondok Pesantren Siwalan Panji pernah dibom oleh penjajah. Namun bom yang jatuh di lingkungan pesantren tidak meledak. Yang meledak bom yang jatuh di Desa Singkil yang saat ini berubah nama menjadi Desa Sidomulyo.
“Buduran ini dulu semacam kota santri. Saya berharap khususnya ke warga nahdliyin dan umumnya kepada umat Islam di Buduran untuk mengirimkan putra-putrinya belajar di lembaga pendidikan pesantren. Yang lebih utama tentu pesantren salaf,” ujarnya.
Disebutkan saat ini banyak muncul pesantren-pesantren modern yang dimana penguasaan ilmu agamanya masih belum maksimal. Dengan memondokkan putra-putri di pesantren salaf, kualitas pengajaran ilmu agama sangat baik dan maksimal.
“Mari semangat memondokkan anak-anak kita. Karena saat ini walaupun menjadi santri juga bisa jadi berkiprah sebagaimana orang-orang di luar pondok pesantren. Ada yang jadi Presiden, jadi menteri juga banyak. Jadi santri sekarang lebih bisa bersaing,” tuturnya
Di samping itu, H Machrus menginformasikan saat ini MWCNU Buduran fokus pada program pembangunan gedunv yang nantinya akan diberi nama Graha Nusantara MWCNU Buduran.
“Nanti kalau gedung lantai tiga itu selesai akan digunakan untuk kegiatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Saat ini kegiatan ekonomi MWCNU Buduran masih menjual air mineral santri. Nanti akan ditingkatkan lagi varian usaha jika gedung sudah selesai,” tandasnya.
didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari. Namun di Sidoarjo ada pondok pesantren yang disebut-sebut sebagai pesantren tertua di Jawa Timur. Pesantren ini disebut-sebut pula sebagai cikal bakal lahirnya NU. NAMA pesantren itu adalah Pondok Pesantren Al Hamdaniyah, di Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran.
“Pesantren ini masih ada kaitannya dengan Al Hamdaniyah karena kami masih keturunan dari pondok sana,” kata KH Muhammad Aly, salah satu pengasuh Pondok Pesantren.
Pria yang akrab disapa Gus Aly ini mengaku kalau adanya pondok pesantren di Sidoarjo ini jauh lebih dulu ada sebelum pemerintahan Kabupaten Sidoarjo lahir. Ia menuturkan pesantren ini didirikan oleh KH Hamdany yang berasal dari Pasuruan untuk KH Ya’qub pada tahun 1787.
Sejumlah ulama besar saat itu lahir dari pesantren ini. Seperti misalnya KH Hasyim Asy’ari, KH Asy’Ad Samsul Arifin, KH Ridwan Abdullah, KH Alwi Abdul Aziz, KH Wahid Hasyim, dan lain-lain.
“Saat itu pesantren Al Hamdaniyah santrinya sudah mencapai 1.800. Tidak hanya dari berbagai daerah di Indonesia, tapi juga dari beberapa negara, seperti Arab dan Filipina,” pungkasnya.