Masih hangat terdengar di telinga kasus pengeboman yang terjadi di Surabaya. Bersamaan dengan ini pula kekhawatiran beberapa orang tua mengenai pendidikan agama terhadap anaknya bertambah besar. Beberapa pondok pesantren harus bisa memastikan bahwa landasan yang dianut selama ini memang Ahlussunnah Wal Jamaah.
Menjadi pondok pesantren tertua di wilayah Paciran Lamongan, Kemurnian ajaran di pesantren Tarbiyatut Tholabah tidak diragukan lagi. Salah satunya landasan yang digunakan, yakni Ahlussunnah Wal Jamaah dengan keislaman yang moderat. Pesantren asuhan KH Nashrulloh Baqir ini melakukan beberapa inovasi tanpa meninggalkan kemurnian ajaran salaf dari para pendahulu.
Sejarah Singkat Pesantren
Sebelum nama Tarbiyatut Tholabah digunakan. Masyarakat sendiri lebih mengenal dengan sebutan ponpes Kranji yang mengacu pada desa Kranji, lokasi pesantren. Asal mula nama tarbiyatut Tholabah sendiri ada yang menyebutkan bahwa nama tersebut diberikan oleh KH Hasyim Asy’ari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama.
Nama tersebut diberikan kepada Abdul Kharim Musthofa ketika akan pulang ke Kranji dari studinya di Ponpes Tebuireng Jombang. Nama tersebut kemudian untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama madrasah yang didirikan oleh Abdul Karim yang merupakan pengasuh kedua. Namun sumber lain mengatakan bahwa nama tersebut baru ada tahun 1960-an yang diberikan oleh Habib Musthofa yang saat itu merupakan tamu yang tinggal beberapa lama di Kranji.
PP Tarbiyatut Tholabah beralamat di Jalan KH Musthofa no 1 Desa Kranji Paciran Lamongan. Kira-kira 50 KM dari Gresik dan 37 KM dari Tuban. Merupakan daratan pantai utara yang sangat strategis bagi penyebaran Islam.
Beberapa peninggalan dari para wali menjadi daya tarik tersendiri seputar sejarah pondok pesantren. Seperti dekat dengan letak makam Sunan Drajat, Makam Sunan Sendang Duwur, Kompleks Shyeikh Maulana Ishak dan masih banyak lagi.
Ciri Khas Pesantren
Ponpes Tarbiyatut Tholabah memiliki langgar agung yang letaknya di sebelah barat asrama. Masjid ini juga merupakan bangunan pertama di pesantren dan digunakan sebagai pusat aktivitas bagi para santri. Posisi ini dapat dilihat dari penempatan sejumlah bangunan yang lazim disebut sebagai elemen pesantren yakni, ndalem dan asrama santri yang berada di sekelilingnya. Dy