Jateng – Kabar wafatnya salah satu pendiri Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Nyai Hj Basyiroh Zawawi, Selasa (19/1) malam, menjadi duka bagi warga NU, khususnya di kalangan organisasi pelajar putri NU.
Dalam catatan sejarah berdirinya IPPNU, yang dulu masih bernama IPNU Putri, Hj Basyiroh ikut terlibat dalam proses pendirian, mulai dari ide pembentukan di Solo, Jawa Tengah bersama Umroh Mahfudhoh dan kawan-kawannya yang lain, hingga berlanjut pada Kongres I IPNU di Malang tahun 1955, dimana pada akhirnya IPNU Putri resmi berdiri dan masih tetap eksis hingga kini.
Semangat perjuangan itulah yang ingin tetap dijaga oleh para generasi penerus IPPNU di masa kini. Seperti yang disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) IPPNU Jawa Tengah, Nirma Aini Masfufah.
Menurut Nirma, sebagai salah satu pendiri IPPNU, Hj Basyiroh memberikan inspirasi dan pengaruh yang besar bagi semangat perjuangan rekanita IPPNU, termasuk di Jawa Tengah. Semangat perjuangan Hj Basyiroh kemudian juga diikuti saudarinya Nyai Hj Muhsinah Kholil (ibu Menteri Agama RI Gus Yaqut) dan cucu-cucunya yang kemudian ikut aktif di wadah organisasi IPPNU.
“Pada bulan Juli 2020 lalu, dalam sebuah acara yang digelar secara virtual, beliau berpesan kepada seluruh kader IPPNU dan IPNU, agar memanfaatkan masa muda untuk berjuang kepada Nahdlatul Ulama melalui IPPNU,” tutur Nirma.
Ditambahkan, IPPNU Jawa Tengah juga telah menginstruksikan kepada seluruh kadernya untuk melaksanakan shalat ghaib dan doa, di rumah masing-masing.
Nyai Hj Basyiroh Zawawi wafat, pada Selasa (19/1), sekitar pukul 20.50 WIB, di RSNU Tuban, Jawa Timur. Kabar wafatnya Nyai Hj Basyiroh tersebut disampaikan salah satu putranya, Zainal Makarim. Kepada NU Online Jateng, Zainal menyampaikan kabar duka tersebut sekaligus meminta doa untuk almarhumah Ibu Basyirah.
“Mohon tambahan doa dan hadiah surat alfatihah untuk almarhumah Ibu Basyirah Zawawi, semoga beliau diberikan ampunan dan rahmat Allah swt,” tutur Zainal, yang tinggal bersama Nyai Hj Basyiroh di kediamannya di Jenu, Tuban.
Di akhir hayatnya, Hj Basyiroh yang kini berusia 83 tahun masih aktif dalam berdakwah dengan mengisi pengajian rutin serta aktif di kepengurusan Muslimat NU Tuban. Laha alfatihah.
Penulis: Ajie Najmuddin (LTN NU Kota Surakarta)