Search

Wamenag Zainut Tauhid Saadi di wisuda Ma’had Aljami’ah UIN Banten

Kementerian Agama meminta kepada para pemimpin Perguruan Tinggi agar terus dapat mendiseminasikan pemahaman keagamaan moderat. Setiap orang, khususnya para akademisi, seharusnya bisa menolak pemahaman yang ekstrem dikarenakan pemahaman seperti ini akan menggiring perpecahan di antara umat beragama dan bangsa Indonesia.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi saat menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada acara Wisuda Mahasantri UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, Selasa (26/7/2022).

“Kita berbangga hati, karena wisudawan para mahasantri, telah menamatkan satu proses pendidikan yang penting. Ini harus disyukuri karena, terkadang, santri/mahasiswa itu juga tidak mampu mengelola waktu dengan baik, karena terlena dengan kegiatan kemahasiswaan,” sambung Zainut Tauhid.

Baca Juga:  Memastikan Aturan Kampanye di Lingkungan Pendidikan

Zainut Tauhid berharap wisudawan angkatan ke-4 dari Ma’had Aljami’ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin ini dapat memberi warna dalam mengembangkan paham-paham yang moderat di tengah masyarakat.
“Wisudawan juga dapat memperkuat pemahaman nilai-nilai keagamaan yang bersumber dari tradisi kepesantrenan,” kata Zainut Tauhid.

Bagi Wamenag, sesungguhnya Ma’had Al Jami’ah ini merupakan bentuk integrasi antara pendidikan yang modern seperti Universitas dengan pendidikan tradisional/pesantren, sehingga diharapkan dapat membentuk santri/mahasiswa tidak hanya memiliki pemahaman yang secara umum tapi lebih memahami pemahaman keagamaan yang secara khusus. Ini menjadi muara dari tujuan pendidikan Ma’had Aljami’ah.

Terkait pemahaman ekstremisme yang tumbuh di kalangan masyarakat, Zainut Tauhid mengharapkan para akademisi dapat memberikan pencerahan dan kontra narasi. Masyarakat akademis harus bisa memberikan pemahaman yang lebih lurus, lebih paham, shahih terhadap ajaran yang wasyatiyah, moderat, toleran terhadap pemahaman lainnya.

Baca Juga:  Forum Rektor Bahas Persiapan SDM Indonesia Emas 2045

“Indonesia adalah masyarakat yang mejemuk, ummat Islam saja berbeda-beda mazhab dan organisasi. Karena itu mesti di dalam amaliyah terjadi perbedaan-perbedaan. Di sinilah pentingnya, kita bisa memberikan pemahaman keagamaan yang moderat,” tandas Zainut Tauhid.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA