Surabaya, AULA – Innalilahiwa Inna ilaihi Raji’un. Umat Islam di Jawa Timur, khususnya warga Nahdliyin berduka. KH Ahmad Yasin Asymuni, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatut Tulab, Pethuk, Semen, Kediri, menghadap ke Rahmatullah pada Senin, 11 Januari 2020. Jenazah almarhum dimakamkan di kompleks pesantren setempat, ditalqin langsung Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.
Tentu saja, duka pula dirasakan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kiai Yasin Asymuni, juga Wakil Rais Syuriah PWNU setempat.
Untuk itu, PWNU Jawa Timur menginstruksikan segenap jajaran di lingkungan PWNU Jatim, PCNU dan MWC NU se-Jawa Timur untuk melaksanakan Salat Ghaib. Selain itu, diinstruksikan untuk melakanakan Tahlil Bersama di masing-masing jajaran tersebut.
Instruksi PWNU Jawa Timur tersebut, ditandatangani KH Marzuki Mustamar (Ketua), Prof Akh Muzakki (Sekretaris) serta KH Anwar Manshur (Rais Syuriah) dan KH Syafruddin Syarif (Katib Syuriah) PWNU Jawa Timur.
KH Yasin Asymuni, dikenal sebagai kiai alim. Sejumlah kitab berbahasa Arab berhasil disusunnya. Selepas nyantri Pondok Lirboyo Kediri, ia menjadi Pengasuh Pesantren Hidayatut Tullab Pethuk Semen, Kediri.
“Kita -orang pesantren dan Nahdliyyin- tidak pernah kekurangan stok kiai yang alim. Namun melahirkan sosok seperti Kiai Yasin Asymuni ini teramat langka dan jarang. Beliau produktif karena banyak menulis kitab berbahasa Arab, informasinya sampai 200 karya kitab. Beliau kreatif dan inovatif karena melakukan terobosan kitab Makna Ala Pesantren yang diburu oleh para santri untuk ‘menjadi alim dalam sekejap’.”
Demikian Ust Ma’ruf Khozin mengenang almarhum. Untuk almarhum, Ust Ma’ruf Khozin syairkan karya Abu Tamam dari masa Abbasiyah:
هيهات لا يأتي الزمان بمثله • ان الزمان بمثله لبخيل
Teramat jauh zaman dapat mendatangkan orang seperti dia. Sungguh, zaman teramat pelit untuk melahirkan sosok seperti ini.
اللهم لا تحرمنا اجره ولا تفتنا بعده واغفر لنا وله
Ust Maruf Khozin pernah bersama dengan KH Yasin Asymuni, aktif di Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jatim 2006, bersama KH Romadhon Khotib dan KH Imam Syuhada’. (rn)