Kalangan pondok pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur memastikan diri siap menggencarkan upaya pencegahan munculnya kasus kekerasan di Ponpes.
Hal ini menjadi pesan penting pada kegiatan workshop bertajuk Pesantren Ramah Anak yang digelar Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jatim bersama DPW Perempuan Bangsa Jawa Timur, Kamis (7/7/2022).
Hikmah Bafaqih selaku Ketua DPW Perempuan Bangsa Jawa Timur menjelaskan selama ini pondok pesantren telah memberikan sumbangsih luar biasa pada negara, tidak saja sebagai tempat pendidikan.
Munculnya beberapa kasus belakangan ini di pesantren, tidak boleh memandang buruk kalangan ponpes.
“Jangan sampai digeneralisasi, seakan-akan belajar di Pesantren tidak aman. Itu sama sekali tidak benar,” kata Hikmah dalam kegiatan yang digelar di lingkungan PWNU Jatim itu.
Forum ini dihadiri sejumlah pihak sebagai narasumber. Selain dari kalangan NU dan Perempuan Bangsa Jatim, workshop tersebut juga dihadiri komisioner Komnas Perempuan. Ketua RMI Jatim KH Iffatul Lato’if menjelaskan, forum tersebut setidaknya penegasan untuk formulasi pesantren yang ramah anak.
“Mudah-mudahan, ke depan menjadi acuan untuk pesantren yang ada di Jawa Timur,” katanya.
Menurutnya, selepas agenda itu ke depan RMI Jatim akan membentuk Satgas Pesantren Ramah Santri hingga ke tingkat daerah yang tugasnya adalah memastikan hal tersebut. Para pengurus organisasi yang mewadahi pesantren di NU ini, hingga tingkat cabang akan bertugas sebagai Satgas.
Komisioner Komnas Perempuan Dr Hj Maria Ulfah mengatakan, beberapa kasus memang sempat terjadi di beberapa pesantren. Sekalipun demikian, dia berharap jangan sampai terbangun persepsi seolah-olah kekerasan terjadi di semua pesantren. Dia meyakini, pesantren termasuk di NU tidak mengajari budaya kekerasan.
“Pertemuan ini juga mengkonfirmasi pesantren di NU Insyaallah tidak ada budaya seperti itu,” ungkapnya.
Dia mengapresiasi rencana pembentukan Satgas guna memastikan harapan bersama tersebut. Harapannya, Satgas itu juga dibekali pemahaman dan SDM yang mumpuni.