Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam upaya mencerdaskan pelajar di Kota Pahlawan. Bentuk kolaborasi itu diwujudkan dengan membantu biaya pendidikan pelajar SMA sederajat dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Dilansir dari harian merah putih, banyak di antara pelajar SMA sederajat yang menyampaikan ke pemkot bahwa mereka tidak bisa mengambil ijazah asli. Namun sebenarnya, mereka sudah mendapatkan copy ijazah legalisir untuk dibuat pendaftaran kerja maupun kuliah.
“Disitulah saya menyampaikan ke Bu Gubernur apakah saya (pemkot) bisa membantu memberikan beasiswa. Alhamdulillah, Bu Gubernur waktu itu mengatakan bisa, karena ini adalah kolaborasi yang sinergi antara pemkot dan pemprov untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Minggu (26/6/2022).
Melalui kolaborasi tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, bahwa Pemkot Surabaya dibantu oleh Pemprov Jatim mendapatkan data pelajar SMA sederajat dari keluarga MBR. Data tersebut digunakan pemkot sebagai rujukan intervensi program beasiswa.
“Disitulah kami mendapatkan data, dibantu Kadispendik (Kepala Dinas Pendidikan) Provinsi dan Kadispendik Kota memberikan data dan kita memberikan beasiswa,” kata Cak Eri sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Sebab, menurut dia, ketika ada SMA/SMK sederajat ingin meningkatkan kualitas pendidikan, maka otomatis biaya SPP sekolah per siswa akan bertambah. Tentu saja hal ini membuat besaran bantuan operasional sekolah (BOS) dan bantuan operasional pendidikan daerah (Bopda) yang dicover pemprov tidak cukup memenuhi SPP mereka.
“Ketika ada peningkatan biaya SPP inilah, maka pemerintah kota hadir di sana. Dan itu sudah saya sampaikan ke Beliau (Gubernur Jatim) dan arahan beliau bisa kita (pemkot) bantukan di sana,” katanya.
Sementara yang dilakukan pemkot menebus ijazah 729 pelajar SMA/SMK sederajat beberapa waktu lalu, dikarenakan memang belum ada kolaborasi dengan Pemprov Jatim. Karena ijazah yang ditebus sebelumnya, merupakan pelajar lulusan tahun 2019 – 2021.
“Insyaallah di tahun 2022 ini, tahun ajaran baru, maka kami (Pemkot Surabaya) bersinergi dengan provinsi,” tegasnya.
Dengan sinergi inilah maka diyakininya tidak akan ada lagi pelajar SMA/SMK sederajat di Surabaya yang sampai mengalami kendala membayar SPP hingga tahunan. Sebab, Pemkot Surabaya akan hadir di sana untuk memenuhi kekurangan biaya SPP mereka tiap bulan melalui program beasiswa.
“Dengan begini saya yakin, maka tidak ada lagi anak-anak Surabaya yang tidak bisa sekolah, tidak bisa mengambil ijazah karena ada SPP yang belum terbayarkan. Karena sebenarnya (penambahan) SPP ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” jelas dia.
Di lain hal, Cak Eri kembali menegaskan, bahwa Surabaya adalah kota yang dibangun dengan gotong-royong. Bahkan menurutnya, gotong-royong ini sebelumnya pernah diajarkan oleh Presiden Pertama RI Soekarno, bagaimana yang kuat membantu yang lemah.
“Sehingga apa? Kalau ada warga Surabaya yang mampu, maka dia bisa langsung bayar. Tapi yang tidak mampu pemerintah hadir di sana. Karena itu, hari ini kami buka beasiswa untuk arek-arek Suroboyo yang selevel SMA/SMK jenjangnya sama,” ujarnya.
Untuk mendukung program itu, maka pada tahun 2022 Pemkot Surabaya berkolaborasi dengan Pemprov Jatim. Ini untuk memastikan berapa jumlah data pelajar SMA sederajat yang membutuhkan bantuan penambahan biaya SPP sekolah. Nantinya melalui program beasiswa itu, pemkot akan mengcover kekurangan biaya SPP yang dibayarkan Bopda dan BOS pemprov.
“Maka Insyaallah kami (pemkot) yang akan memberikan biaya itu. Yang penting arek-arek Suroboyo sekolah terus, nyaman gak usah mikir seng liane (tidak usah berpikir yang lain). Yang penting lulus, pintar, jadi anak soleh-solehah, akhlaqul karimah, dan orang yang hebat,” tandasnya.