Keputusan Jalian Setiarsa keluar dari zona nyaman tepat. Melepas jabatan di sebuah pekerjaan, dia kemudian merintis usaha makanan brownies dan sukses. Kini, produksnya yang diberi nama Me Time itu tidak hanya di dalam tapi juga di luar negeri.
Pada tahun 2017, awal ia merintis usaha brownies, Jalian membuat brownies hanya berdua, bersama istrinya itu, ia mencoba-coba pasar selama empat bulan. Ia lakukan riset kecil-kecilan dengan membagikan tester ke para tetangga dan pasar. Hingga ia temukan bahan dan racikan yang pas untuk brownies yakni ketan dan mendut. Produksi pun dimuai. Mulanya ia menggunakan peralatan sederhana, yakni oven angkring ukuran kecil. Tahun 2018, dia beralish menggunakan oven gas bekas yang dibeli senilai Rp. 500 ribu. Saat itu Jalian mengaku sudah bisa memproduksi 17 ribu brownies kering dalam satu bulan.
Inovasi terus dilakukan Jalian. Untuk menarik perhatian, brownies pun di desain seapik mungkin, sempat gonta-ganti gambar. Kemudian mematenkan gambar ankanya yang tengah tidur-tiduran sambil menikmati camilan sebagai gambar produknya. Anaknya kemudian difoto dan dijadikan karikatur sebagai ikon produknya.
“Pada pertengah itu ada pimpinan dari kementerian yang ertarik dengan produk saya. Awalnya enggak percaya produk kita sampai 17 ribu akhirnya datang terus. Singkatnya tahun 2020 bulan Februari baru kita pindah di Waru,” ungkapnya.
Dua tahun berjalan, tepatnya tahun 2019, usahanya diakui pasar dan mengantongi SNI. Setelah dilakukan taste produk di tahun 2020 akhirnya bisa mendapatkan legalitas untuk ekspor produk.
Baru menginjak usia kurang dari lima tahun, perkembangan usaha yang dijalaninya sudah bisa dirasakan. Produk Me Time sudah bisa dipasarkan di Hongkong melalui perwakilan yang ada di Indonesia.
“ Produk kami kirim ke Jakarta, kemudian dikirim ke sana. Hampir setiap bulan itu mereka pasti belanja, kalau ke Indonesia sampai satu container yang isinya macam-macam produk, termasuk produk saya,” ungkapnya.
Selain ekspor dengan penyaluran produk ke toto-toko di luar negeri, secara online produknya sudah ada di shopee khusus negara di Asia saja.
“Sebetulnya saya juga mau memasukkan produk di Amazon. Cuma masih ada satu sertifikat yang belum punya. Nah, itu termasuk ke Eropa. Sedangkan masuk di Alibaba harga yang termurah itu 27 Juta produk kami sudah bisa masuk ke sana,” pungkasnya.