Search

Mengenal Pesantren Nurul Hikam Asy-Syarifiyah, Pesantren Pertama dan Tertua di Leles Garut

Konferensi NU biasanya dilaksanakan di Pondok Pesantren yang berada diwilayah kerja NU masing-masing. Dalam kesempatan ini, Konferensi ke-1 Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Leles dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Hikam Asy Syarifiyah Kampung Lekor Desa Lembang Kecamatan Leles Kabupaten Garut.

Sedikitnya kita jangan hanya mengetahui tempat dan proses Konferensi berlangsung. Namun juga kita perlu mengetahui sedikit sejarah dari tempat berlangsungnya Konferensi tersebut. Demikian AULA melansir beberapa kisah terkait bagaimana pesantren tempat Konferensi MWCNU Leles pertama itu.

Berdasarkan penerus Pesantren Nurul Hikam Asy Syarifiyah KH Deden Haidar, menjelaskan awal mula berdirinya pesantren yang dulunya bermula masih berupa majelis ta’lim yang di pimpin oleh Syekh Syarif Hidayatullah, Syekh Syarif sendiri merupakan murid dari Syekh Ahmad Khatib Sambas. Sehingga majelis ta’lim ini lebih fokus pada Tariqah, yakni Tariqoh Qodiriah.

Baca Juga:  Pesantren di Sumenep Dijadikan TPS Khusus, Santri Tak Harus Pulang Saat Pemilu

Karena Syekh Syarif Hidayatullah tidak memiliki keturunan, sehingga ia mengambil keponakan dari adiknya yang bernama KH Husen untuk melanjutkan majlis ta’lim tersebut, untuk bisa melanjutkan majlis ta’lim yang dipimpinnya, KH Husen ditemani oleh istrinya yang bernama Hj Halimah, dari istrinya itu, ia dikaruniai putra bernama KH Hasbullah Jawawi.

Pada masa KH Hasbullah Jawawi sendiri, baru mulai berdiri Pondok Pesantren, namun belum memiliki santri yang begitu banyak. Kemudian pada masa KH Hasbullah selain memulai mendirikan Pondok Pesantren, iapun di penuhi dengan jama’ah majlis ta’lim dari berbagai daerah, termasuk dari luar pulau Jawa karena masyhurnya Tariqoh Qodiriah yang ia emban.

Dikarenakan KH Hasbullah Jawawi tidak memiliki putra laki-laki, maka ia menikahkan putrinya yang bernama Hj. Fatimah dengan KH Abdullah Muhsin yang masih keponakan dari KH Abdullah Jawawi sendiri. Dari KH Abdullah Muhsinlah, Pesantren mulai mengalami perkembangan.

Baca Juga:  Kenali Lebih Dekat Pesantren Hidayatul Mubtadien Kalibening  Salatiga

KH Abdullah Muhsin dikaruniai beberapa putra, diantaranya KH Sofwan Ihsan (almarhum), KH Burdah Hasbullah (almarhum), dan KH Deden Haidar. Pada saat ini, Pesantren Nurul Hikmah Asy Syairifiah di Pimpin oleh KH Deden Haidar putra ketiga dari KH Abdullah Muhsin. Pada masa kepemimpinan KH Deden Haidar sekarang, Pesantren Nurul Hikmah Asy Syairifiah mengalami kemajuan yang cukup pesat, dimana Pesantren Nurul Hikam Asy Syairifiah sendiri memiliki jumlah santri sebanyak 300 orang.

Dari 300 santri tersebut, mereka mayoritas sambil mengenyam pendidikan formal di tingkat SMP dan SMA yang masih berada dibawah naungan Yayasan Nurul HIkam Asy Syairifiah, yakni SMP IT Lekor dan SMA IT Lekor. Di Lembaga tersebut, KH Deden tidak menerima siswa yang hanya sekolah, sehingga jika ingin sekolah di pesantrennya, maka harus menjadi santri, jika tidak mau maka tidak akan diterima menjadi muridnya.

Baca Juga:  Kisah Kiai Ali Makki Besuki, Pengasuh Pesantren sekaligus Anggota Legislatif

Perlu diketahui pula, sanad kelimuan KH Deden sangat jelas, karena ia pernah berguru kepada KH Syatibi, Malangbong-Garut, KH Muhammad Yusuf Pesantren Galumpit, Garut, KH Rd Syarif Hidayat, Pesantren Riyadul Alfiyah, Sadang-Garut. KH Aang Syadzili Mahmud, Pesantren Darul Hikam, Ciberem, Sukaraja-Cianjur dan KH Miftahul Huda Utsmaniah Cikole, Ciamis, dan pesantren-pesantren lainnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA