Surabaya – Pandemi Covid-19 memaksa siswa sekolah melaksanakan kegiatan belajar secara online (daring). Hal itu dilakukan karena sekolah tatap muka masih riskan dilaksanakan, mengingat masih tingginya potensi penularan Covid-19 di Surabaya.
Meskipun relatif aman dari potensi penularan Covid-19, namun belajar secara daring banyak dikeluhkan oleh orangtua siswa. Pasalnya, mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pulsa untuk paket data agar bisa mendapatkan akses internet. Sebab tidak semua orangtua siswa punya fasilitas wifi di rumah.
Keluhan orangtua siswa itu mendapat perhatian dari Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya. Badan otonom NU ini pun membuat gerakan wifi gratis untuk anak sekolah.
“Kami sediakan akses wifi gratis untuk siswa melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring di kantor PC GP Ansor Kota Surabaya, di Jalan Bubutan VI No. 1 Surabaya. Kalau tidak punya hand phone kami pinjami. Ini bentuk kepedulian kami pada generasi penerus bangsa,” kata H M Faridz Afif, Ketua GP Ansor Kota Surabaya (13/8).
Kader muda NU yang akrab disapa Gus Afif ini mengungkapkan selain di kantor Cabang GP Ansor Surabaya, pihaknya juga menyediakan akses wifi gratis di 10 titik lain yang tersebar di Surabaya. Hal ini untuk memberi kemudahan jangkauan bagi siswa yang tempat tinggalnya jauh dari kawasan Bubutan.
Afif menyebutkan 10 titik itu antara lain, 1. Jl. Kebonsari Baru no.64A RT 02 RW 03 Kecamatan Jambangan, 2. Jl. Wonocolo Gang 3 no. 35A RT 03 RW 04 Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, 3. Jl. Perlis Utara no. 20 RT 01 RW 10, Pabean Cantian, 4. Dupak Bangunsari Gg2 no 19 RT 3 RW 4, 5. Simorejo Sari A no. 11 Sukomanunggal, 6.Rangkah Buntu 2 no.8B, 7. Bulak Banteng Baru 1 No. 1, 8. Jambangan Gang 8 No. 7, 9. Bratang Perintis II no. 15, 10. Jl. Sidonipah no. 39.
“Kalau masih kurang, kami akan tambah lagi tempatnya. Instruksi dari Ketua Umum Gus Yaqut, siswa yang ingin belajar secara daring harus difasilitasi secara maksimal,” ungkap Afif.
Alumni pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) ini berharap kondisi Surabaya yang mulai membaik bisa menjadi pertimbangan untuk membuka kembali sekolah tatap muka. Apalagi sekarang Kota Surabaya bergeser dari Zona Merah ke Oranye.
Pihaknya berpesan, kalau pun nanti sekolah tatap muka kembali dibuka. Dia berharap penerapan protokol kesehatan harus dilaksanakan secara ketat dan disiplin. Sebab, kalau ceroboh sedikit saja, potensi penularan bisa terjadi dan menjadi klaster baru.
“Kuncinya disiplin pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Kalau sekolah kembali dibuka, kami siap mengerahkan Banser sebagai sukarelawan untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan sekolah,” pungkas Afif.