Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda menyatakan, Indonesia akan mengajak negara anggota G20 untuk memperkuat komitmen dan bergotong royong memulihkan kembali dan menciptakan pendidikan yang berkualitas. Penyebabnya, selama dua tahun terakhir banyak sekali tantangan dunia pendidikan yang harus dihadapi. Mulai dari penerapan pembelajaran sistem daring, terbatasnya media pembelajaran, kesehatan mental siswa dan guru, hingga situasi learning loss siswa.
“Namun secara perlahan kita bisa mengatasinya,” katanya dalam Konferensi Pers, dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (23/5/2022).
Dia melanjutkan, pada pertemuan perdana kelompok kerja pendidikan (Education Working Group/EdWG), yang dilaksanakan di Yogyakarta pada Maret 2022, negara-negara anggota G20 telah menyepakati komitmen untuk mendukung empat agenda prioritas Indonesia di bidang pendidikan.
Adapun, keempat komitmen tersebut di antaranya, pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pasca Covid-19 sebagai solusi bersama untuk bangkit dari situasi pandemi. Secara umum, Maudy menjelaskan, ada tiga isu yang dibicarakan dalam Presidensi G20 Indonesia berdasarkan dua pertemuan terakhir. Pertama, pendidikan berkualitas untuk semua melalui upaya penanganan learning loss.
“Disadari atau tidak setelah satu tahun pandemi, para siswa mengalami penurunan kemampuan belajar dan pengetahuan. Baik secara spesifik, atau umum,” katanya. Berdasarkan hasil riset Kemendikbudristek sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun untuk kelas 1 SD adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Namun setelah pandemi, siswa mengalami learning loss setara dengan enam bulan dan lima bulan belajar. Masing- masing untuk literasi dan numerasi.
“Jika tidak segera diatasi, learning loss akan berpengaruh pada keseluruhan kualitas pendidikan Indonesia,” ujarnya.