Search

H Thoriqul Haq – Jelaskan Penyakit Sapi

Masalah beredarnya Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK demikian menyita perhatian publik. Banyak kalangan was-was terhadap kabar tersebut, utamanya mereka yang memiliki hewan peliharaan utamanya sapi.

Hal ini juga menjadi keprihatinan Bupati Lumajang. Di akun media sosial yakni Instagram dan Facebooknya, Cak Thoriq bahkan hasur berkeliling dan menemui sejumlah pemilik hewan di kawasan kota pisang tersebut.

“Sekarang banyak sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku. Penanganan pengobatan dan pencegahan terus dilakukan,” katanya.

Disampaikan mantan wakil rakyat tingkat propinsi Jawa Timur ini bahwa dokter hewan dari dinas pertanian di Lumajang terus keliling untuk nyuntik sapi dari rumah ke rumah.

“Dari waktu 10 hingga 14 hari ini yang lalu, sudah banyak sapi yang telah mengalami penyembuhan, dan saat ini sudah masa pemulihan, tandanya sapi yang sudah mulai sembuh, sapinya bisa berdiri dan sudah mau makan,” ungkap alumnus Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang ini.

Baca Juga:  Ahmad Ramadhan Pulihkan Akun YouTube DPR RI

Dirinya menjelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku pada sapi, tidak menular kepada manusia. Hanya menular kepada hewan, dan bisa disembuhkan. Kematian sapi yang sakit mulut dan kuku sangat kecil, dan itu karena penanganan pengobatannya terlambat.
“Proses pengobatan sapi yang sakit juga bisa diberikan dari empon-empon atau jamu yang yang biasa diberikan kepada sapi untuk daya tahan tubuh dan nafsu makan,” jelasnya.

Berikutnya, daging dari sapi yang sakit mulut dan kuku, aman dimakan dengan proses memasak yang lebih matang. “Yang tidak boleh dimakan jeroan, bagian kepala dan kaki,” tegasnya.

Berikutnya, dirinya berpesan bagi pemilik sapi yang mengalami sakit mulut dan kuku untuk segera melapor ke pemerintah desa untuk segera diinformasikan kepada mantri hewan untuk segera di tangani.

Baca Juga:  Mentan Turun Tangan Atasi Serangan PMK ke Hewan Ternak di Jatim

“Ojok kesusu dijual atau potong paksa. Keputusan untuk penjualan dan potong paksa, atas rekomendasi dokter hewan,” urainya.

Terakhir, pemilik sapi yang di kandangnya ada yang sakit, atau kandang sapi tetangganya ada yang sakit, untuk sementara tidak membawa sapi ke pasar hewan.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA