Majalahaula.id – Nahdlatul Ulama (NU) telah menjadi salah satu pilar penting dalam kehidupan sosial, keagamaan, dan budaya di Indonesia. Sebagai organisasi massa Islam terbesar di dunia, NU memiliki jaringan yang luas hingga ke tingkat akar rumput. Namun, dalam menghadapi tantangan global dan dinamika internal, NU perlu melakukan revitalisasi struktur organisasinya agar lebih efektif dan responsif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Network Planning berbasis Model Pentahelix.
Network Planning adalah pendekatan sistematis untuk merancang, mengelola, dan mengoptimalkan jaringan organisasi yang lebih terintegrasi dan responsif. Dalam konteks NU, pendekatan ini memungkinkan NU untuk : 1) Memetakan aktor-aktor utama dalam organisasi dan hubungan antar mereka. 2) Menganalisis kelemahan struktural yang menghambat efektivitas. 3) Merancang sistem komunikasi dan koordinasi yang lebih adaptif. 4) Mempercepat proses pengambilan keputusan berbasis data.
Model Pentahelix merupakan pengembangan dari konsep Triple Helix dan Quadruple Helix, yang menambahkan elemen media sebagai aktor penting dalam kolaborasi. Model Pentahelix ini melibatkan kolaborasi lima elemen utama, yaitu pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media, dalam membangun jaringan yang sinergis, lebih inklusif, inovatif, serta responsif terhadap dinamika zaman. Melalui pendekatan ini, NU diharapkan dapat memperkuat kapasitas organisasi, meningkatkan partisipasi anggota, dan memperluas dampak sosialnya. Model Pentahelix yang dapat diaplikasikan dalam revitalisasi NU adalah : 1) Pemerintah. NU dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pembangunan masyarakat, seperti program pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. 2) Akademisi. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat membantu NU dalam pengembangan keilmuan, pelatihan kader, dan inovasi sosial. 3) Bisnis. Keterlibatan sektor bisnis dapat mendukung program pemberdayaan ekonomi umat melalui CSR (Corporate Social Responsibility) dan kemitraan strategis. 4) Komunitas. NU perlu memperkuat keterlibatan masyarakat dalam setiap programnya, sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki. 5) Media. Pemanfaatan media, baik tradisional maupun digital, dapat membantu NU dalam menyebarluaskan nilai-nilai keislaman, meningkatkan citra organisasi, dan menggalang dukungan publik.
Pendekatan Pentahelix melibatkan kolaborasi lima elemen utama, yaitu pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media, untuk menciptakan sinergi yang holistik. Berikut adalah manfaat utama dari revitalisasi tersebut : 1) Peningkatan Kolaborasi Antar-Pemangku Kepentingan. Pendekatan Pentahelix memungkinkan NU untuk membangun jaringan yang lebih kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dunia pendidikan, pelaku usaha, masyarakat sipil, dan media. Hal ini akan memperluas dampak dan relevansi NU dalam berbagai sektor. 2) Optimalisasi Sumber Daya. Dengan network planning, NU dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien. Kolaborasi dengan sektor bisnis, misalnya, dapat membuka peluang pendanaan dan pengembangan program yang lebih berkelanjutan. 3) Peningkatan Kapasitas Organisasi. Revitalisasi struktur berbasis jaringan akan memperkuat kapasitas internal NU melalui pelatihan, pertukaran pengetahuan, dan dukungan dari akademisi. Hal ini akan meningkatkan kualitas manajemen dan kepemimpinan di semua level organisasi. 4) Inovasi dan Adaptasi Teknologi. Kolaborasi dengan sektor teknologi dan media memungkinkan NU untuk mengadopsi inovasi digital dalam komunikasi, pendidikan, dan pengelolaan program. Hal ini akan memperluas jangkauan dan efektivitas program-program NU. 5) Peningkatan Partisipasi Masyarakat. Pendekatan Pentahelix mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam program-program NU. Dengan melibatkan komunitas secara langsung, NU dapat merancang program yang lebih relevan dan berdampak positif bagi masyarakat. 6) Penguatan Reputasi dan Pengaruh. Kolaborasi dengan media dan sektor publik akan meningkatkan visibilitas dan reputasi NU sebagai organisasi yang progresif dan inklusif. Hal ini akan memperkuat posisi NU sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia bahkan dunia. 7) Keberlanjutan Program. Dengan melibatkan berbagai elemen Pentahelix, program-program NU dapat dirancang untuk lebih berkelanjutan, baik dari segi pendanaan, implementasi, maupun dampak jangka panjang.
Revitalisasi struktur NU berbasis Network Planning dengan pendekatan Pentahelix merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Dengan memanfaatkan teknologi, memperkuat koordinasi, serta menjalin kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media, NU dapat beradaptasi dengan dinamika zaman dan semakin berkontribusi dalam kehidupan sosial, keagamaan, dan kebangsaan. Dengan demikian, NU tidak hanya mampu mempertahankan eksistensinya, tetapi juga semakin berkembang sebagai organisasi yang modern dan berdaya saing tinggi.
*) Penulis adalah Wakil Ketua I MWCNU Panji dan Sekretaris Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Kabupaten Situbondo