Majalahaula.id – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Palu, Abd. Mun’im, yang merupakan doktor di bidang hukum, mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) Angkatan X yang diadakan PCNU Kota Surabaya di Kecamatan Semampir, Surabaya pada 20-22 Desember 2024.
“Saya merasakan mendapatkan ilmu dan saudara yang luar biasa selama mengikuti program kaderisasi yang murah meriah ini. Di Palu, program kaderisasi begini biayanya 10 kali lipat dari Surabaya. Manalagi, pematerinya luar biasa,” kata Ketua PCNU Kota Palu, Abd. Mun’im dalam testimoni yang disampaikan di Surabaya, Selasa.
Dalam acara yang dipusatkan di Pondok Tahfidhul Quran Sunan Giri di Jl. Wonosari Tegal IV No.37-39 Wonokusumo itu, program kaderisasi PD-PKPNU itu diikuti 60 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, seperti Palu (Sulawesi Tengah), Kubu Raya (Kalimantan Barat), Jember, Gresik, Madura (Jawa Timur), dan tentunya dari tuan rumah, Surabaya.
Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Surabaya, KH. Abdul Bari, dalam acara itu menjelaskan PKPNU merupakan program penting yang harus diikuti oleh kader dan pengurus NU di semua tingkatan. “Semua kader NU harus ikut PKPNU agar bisa memahami dan bagaimana ber-NU. Ini penting. Salah seorang muassis (pendiri) NU, KH Wahab Chasbullah, menyatakan NU merupakan salah satu pendiri NKRI sehingga menjadi pemilik saham Republik.
Bahkan, data survei terbaru tahun 2023, dari seluruh Umat Islam di Indonesia, tercatat 66 persennya adalah warga NU. “Ini catatan penting yang harus kita perhatian bahwa kita sudah sebesar ini sehingga kaderisasi menjadi penting, apalagi nahdliyyin sekarang juga sudah mulai berubah menjadi masyarakat urban/perkotaan, kelas menengah/terdidik, dan berada dalam era digital,” tegasnya.
Sementara itu, Katib Syuriah PCNU Kota Surabaya KH Saiful Chalim menegaskan bahwa program kaderisasi adalah amanat organisasi dan sudah menjadi mandatory yang wajib dalam belajar NU sebagai jam’iyah, NU sebagai Diniyah Islamiyah, dan NU sebagai Ijtima’iyah.
“Karena itu, pesan saya kepada peserta PD-PKPNU, belajarlah sungguh-sungguh selama program kaderisasi,” tandasnya dalam program kaderisasi yang menghadirkan dua instruktur kaliber nasional yaitu KH Hadi Purnomo (Gus Ipong) serta Ustadz Moh Subhan itu.
Dalam acara itu, peserta dari kalangan Muslimat Ampel, Surabaya, Nuri Humaidah, terlihat bersemangat dengan penuh aura optimisme. “Untuk NU, saya selalu bersemangat mas. InsyaAllah berkah itu saja harapan saya,” ujarnya.
Ada pula yang merupakan representasi wajah NU di abad kedua, Muchammad Afif Muchtar. Anak muda berusia 24 tahun itu merupakan generasi muda NU yang baru saja menyelesaikan studi S-1 di Al-Azhar, Kairo (Mesir) jurusan Tafsir Quran.
Para peserta digembleng dengan beragam materi yang bukan sekedar tentang NU dan ke-NU-an melainkan isu-isu sosial dan politik baik di level nasional hingga global. Materi-materi tersebut adalah Aswaja dan NKRI yang merujuk pada pembangunan karakter sebagai Nahdliyin yang nasionalis, ada pula Anatomi Gerakan Islam dan Sosial, baik di Indonesia maupun global sehingga wawasan peserta tak hanya holistik melainkan pemahaman mereka menjadi komprehensif mengenai lanskap dunia.
“Oh ya jadi sekarang saya menjadi tahu bahwa NU itu begini. Luar biasa dan lengkap sekali. Jadi tak hanya merekatkan persaudaraan baik selama kaderisasi namun setelah itu tapi saya bisa mendapatkan banyak ilmu nih,” ujar peserta muda yang lahir di Jakarta itu.
Dalam PD-PKPNU yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Surabaya ini ditutup dengan prosesi bai’at seluruh peserta yang dilakukan secara khidmat dalam nuansa khas ke-NU-an. “Kita warga NU ini kan identik molor gitu kan ya. Nah dari kaderisasi begini, ketepatan waktu menjadi target serta tujuan guna membentuk karakter kader yang disiplin di momen abad kedua NU menuju kebangkitan kedua,” pungkas Gus Ipong.