Majalahaula.id – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) menyelenggarakan kampanye bertajuk Peluk dalam Kata untuk Korban Kekerasan pada Ahad (15/12/2024). Acara ini berbentuk fun walk sepanjang area Car Free Day (CFD) dari Sarinah hingga Bundaran HI Jakarta, dimulai pukul 06.30 hingga 10.00 WIB.
Pimpinan Wilayah IPPNU di berbagai daerah, seperti PW IPPNU Sumatra Utara di Lapangan Merdeka Medan, turut mengadakan kegiatan serupa di lokasi CFD masing-masing.
Acara ini merupakan bentuk kepedulian IPPNU terhadap korban kekerasan, khususnya perempuan. Ketua Umum PP IPPNU, Whasfi Velasufah, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional melalui kata-kata yang mampu menyentuh banyak jiwa.
“Pelukan secara langsung mungkin terbatas, namun pelukan dalam kata dapat menyentuh lebih banyak orang dan memberikan semangat bagi para korban,” ujar Vela dalam keterangannya, Ahad (15/12/2024) malam.
Senada, Layyinah, Ketua Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP), berharap kegiatan ini dapat memperkuat perspektif korban dan menjadikan LKPP sebagai ruang aman bagi para penyintas.
“Semoga IPPNU dan LKPP dapat terus mendukung para penyintas dengan kegiatan positif seperti ini,” tambahnya.
Kegiatan dimulai dengan briefing singkat oleh Ketua Umum PP IPPNU dan Ketua LKPP pukul 06.30 WIB. Tepat pukul 07.00, para peserta memulai berjalan dari Sarinah menuju Bundaran HI.
Di sepanjang perjalanan, masyarakat antusias ikut berpartisipasi dengan menuliskan pesan dukungan untuk korban kekerasan. Lebih dari 80 pesan terkumpul dan ditempelkan sebagai simbol dukungan moral. Salah satu partisipan, Novel, seorang penyintas kekerasan, menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Sebagai penyintas, saya benar-benar merasakan bagaimana beratnya menjadi korban. Terima kasih untuk kepedulian ini, semoga kegiatan seperti ini terus dilakukan,” ungkap dia.
Pesan-pesan yang terkumpul ini nantinya akan dikaji oleh para ahli dalam Halaqah Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan yang rencananya akan diselenggarakan pada akhir Desember 2024.
Kegiatan ini tidak hanya berupaya menciptakan kesadaran akan isu kekerasan terhadap perempuan, tetapi juga menegaskan pentingnya dukungan bersama dalam membangun lingkungan yang aman dan berpihak pada korban.