Search

Muskercab NU Tangerang Bakal Bahas Dampak Pembangunan PIK 2

Majalahaula.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tangerang akan menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) perdana di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara, Tangerang, pada 25 Desember 2024 mendatang.

 

Muskercab tersebut akan membahas salah satu isu yang selama ini tengah dikawal, yakni dampak dari pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.

 

Sekretaris PCNU Kabupaten Tangerang H Muhammad Qustulani mengungkapkan, tim advokasi dan mitigasi dampak Proyek Strategis Nasional PSN Pantai Indah Kapuk PIK 2 akan melaporkan perkembangan pendampingannya di Muskercab nanti.

 

“Sebagaimana arahan PCNU, tim advokasi dan mitigasi dampak PIK atau PSN PIK 2 diminta melaporkan pendampingannya selama ini kepada seluruh jajaran PCNU, lembaga, MWCNU hingga banom,” ungkapnya, sebagaimana dikutip NU Online Banten.

Baca Juga:  Ansor Magelang Bagikan Sayuran Gratis ke Pesantren dan Panti Asuhan

 

Ia berharap, keluarga besar NU di Kabupaten Tangerang bisa mengerti dan memahami dinamika pembangunan PSN PIK 2 di wilayah utara Kabupaten Tangerang. Sebab, dampak ini begitu banyak merugikan masyarakat, terutama untuk warga NU di pesisir utara.

 

“Tim akan diminta menjelaskan secara objektif dan faktual atas temuan temuan yang sudah dilaporkan kepada PBNU, untuk dilaporkan ulang kepada seluruh pengurus stakeholder NU,” ujarnya.

 

Gus Fani mengingatkan, bahwa tujuannya adalah keluarga besar NU harus solid dan satu suara dalam mengawal pembangunan di utara ini, dengan mendampingi masyarakat terdampak dari pembangunan. Sebagaimana prinsip NU dalam menciptakan kemaslahatan umat.

 

Ia menyampaikan, tim ini dibentuk karena mayoritas warga Nahdliyin tinggal di wilayah utara Kabupaten Tangerang. Disana ada banyak pesantren, majelis taklim, masjid, mushala, ustadz, dan guru. Ia menegaskan, pembangunan PIK 2 tidak boleh menghilangkan kearifan lokal yang selama ini terbangun.

Baca Juga:  Tiga kecamatan di Sumbawa Diterjang Banjir Bandang

 

“Mereka itu garda terdepan untuk menjaga kultur, agama, dan tradisi shaleh serta kerukukan, kenyamanan, dan keamanan masyarakat. Semua kearifan lokal itu tidak boleh hilang akibat pembangunan ini,” tambahnya. (Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA