Search

Pengkaderan Bentuk Revitalisasi Apa yang Dilakukan Para Kiai

Majalahaula.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftah Faqih mengatakan, kegiatan pengkaderan adalah amanah konstitusi NU, di mana pengkaderan ini merupakan revitalisasi dari apa yang dilakukan oleh para kiai.

Hal tersebut disampaikan pada pembukaan Pendidikan Menengah Kepemiminan Nahdlatul Ulama (PMKNU) yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Lampung, Natar, Lampung Selatan, Rabu (4/12/2024).

“Dahulu para kiai dalam menyiapkan kader menempuh dua cara, pertama ngaji bandongan, kedua ngaji sorogan,” ujarnya.

Menurutnya, kiai dahulu dalam menyampaikan nilai itu dengan membaca kitab, sehingga kiai dulu benar-benar menjadi seorang kiai sebelum menjadi anggota NU.

Baca Juga:  Lembaga Falakiyah Jatim Adakan Pelatihan Merakit Teleskop

“Dan hal tersebut terverifikasi, menjadi kiai dulu baru bisa menjadi anggota NU, hal itu terjadi di masa kepemimpinan Kiai Mahfudz Siddiq. Sehingga apa yang didawuhkan kiai atau anggota NU saat itu menjadi hukum,” ungkapnya.

Kiai Miftah melanjutkan, bahkan tidak sedikit santri yang punya kemampuan di atas rata-rata pun, tidak bisa boyong dan menjadi menantu kiai. Hal itu karena untuk menguatkan barisan harakah kiainya.

“Kemudian dalam berorganisasi kita pun harus koheren. Baik antara syuriyah dan tanfidziyah, maupun antara PCNU, PWNU, dan PBNU,” ungkapnya.   Ketika terjadi dinamika sebesar apapun, sebagai kader dan pengurus NU harus mengikuti pengurus besarnya, yaitu sam’an wa tho’atan.

Baca Juga:  8 Biro AMTV Siap Syiarkan Dakwah Ahlussunah Waljamaah

Sementara itu, Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo mengatakan, kegiatan PMKNU ini adalah bagian ikhtiar dalam penguatan, memahami, dan menyebarluaskan Amaliah Aswaja Nahdliyah di masyarakat.

“Proses pengkaderan ini juga adalah upaya untuk menciptakan kader dan pemimpin di masa mendatang di tengah masyarakat,” katanya.

Di NU, lanjutnya, kaderisasi dimulai dari PD PKPNU yang merupakan kewajiban MWCNU, kemudian PMKNU kewajiban bagi PCNU dan PWNU, dan terakhir yaitu AKN NU.

“Kaderisasi ini juga merupakan ikhtiar jam’iyah untuk bisa membariskan jamaah, dan bisa berkiprah menjadi pemimpin di tingkat nasional,” tuturnya dikutip dari lama NUONline Lampung.

Ke depan, diharapkan kader menjadi motor penggerak dorongan kepada masyarakat di bidang sosial dan keagamaan yang ramah. Karena dalam berkehidupan kita harus menjadi orang yang tawassuth atau wasathiyah, yaitu tengah-tengah.

Baca Juga:  Deklarasi Rabu Hijau, Ansor Sidoarjo Siap Sukseskan Pemilu

Kegiatan tersebut dibuka dengan iftitah oleh Rais Syuriyah PWNU Lampung, KH Shodiqul Amin. Kegiatan pembukaan PMKNU turut dihadiri lembaga dan badan otonom NU di Provinsi Lampung, serta jajaran kepengurusan PWNU Lampung.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA