Majalahaula.id – Turun ke bawah (turba) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo Tahun 2024 yang digelar untuk menyerap pendapat dan aspirasi, mendengarkan hal-hal yang menjadi kehendak atau keinginan pengurus perkumpulan di Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU), serta Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PAR NU) sebagai sebuah metode sekaligus tradisi dalam ikhtiar menguatkan perkumpulan.
Gelar turba PCNU ini diawali ke MWCNU Jatibanteng yang ditempatkan di Pendopo Kecamatan Jatibanteng dan dihadiri oleh PRNU, PAR NU, Badan Otonom NU, serta Forum Pimpinan Kecamatan (FORPIMKA) Jatibanteng, Kamis siang (2/5/2024).
“Turba PCNU Situbondo yang ditempatkan di Pendopo Kecamatan Jatibanteng ini sebagai bukti sinergitas antara NU dan FORPIMKA yang berkesinambungan. Malahan terjalin juga pada acara Safari Ramadlan,” kata Ketua MWCNU Jatibanteng Herman Felani dalam sambutannya setelah melantik 35 PAR NU Se Kecamatan Jatibanteng.
Ketua PCNU Situbondo, Dr.KH A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. mengatakan, agenda turba PCNU Situbondo diikuti oleh kepengurusan PCNU Situbondo baik syuriyah, tanfidziyah, a’wan sekaligus dari utusan pengurus Lembaga/Badan Khusus dan Badan Otonom (Banom) NU tingkat Cabang untuk menyinkronkan program dan kegiatan dari PCNU ke MWCNU hingga PAR NU dalam rangka persamaan data dan penataan administrasi, baik laporan keuangan maupun inventaris aset NU.
Kyai Muhyiddin juga memberikan apresiasi atas sinergitas yang dibangun MWCNU Jatibanteng dengan FORPIMKA Jatibanteng dalam rangka mengimplemantasikan program dan kegiatan NU di Kecamatan Jatibanteng.
Sekretaris PCNU Situbondo, K. Kholqi Rahman, S.Pd.I. mengatakan, materi yang akan disampaikan antara lain NU Award di tingkat MWCNU dan PRNU, Pembentukan dan Pengesahan PAR NU, Percepatan Sertifikat Wakaf NU, Pengelolaan Keuangan dan Aset NU, dan lainnya sebagai entry poin terhadap pembenahan perkumpulan dalam penguluran perkembangan kinerja pengurus NU.
Camat Jatibanteng, Fadnur Rahman, S.Sos., mensupport atas kegiatan-kegiatan NU seperti pembuatan sertifikat wakaf baik kepengurusunnya maupun mencarikan solusi atas permasalahannya.
“Kegiatan turba ini merupakan tradisi konsolidasi khas ala NU menjadi peluang sebagai ajang atau wadah silaturahim. Dengan melaksanakan turba, pahala melaksanakan silaturahmi diperoleh, konsolidasi dan capaian target perkumpulan didapatkan. Sehingga terjalin komunikasi dan koordinasi kinerja perkumpulan dalam kondisi dinamis walaupun ritmenya mungkin berbeda-beda. Namun, tidak statis, stagnan atau mandeg. Berkhidmat di NU berarti tidak ada kata berhenti, cuti, apalagi mengundurkan diri,” ujar Sekretaris Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) Heri Junaidi, S.Sos. (hj)