Search

Produk Kuliner UMKM Indonesia Masuk Pasar Inggris

Majalahaula.id – Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada, mengatakan bahwa pihaknya telah berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk memasukkan produk UMKM Indonesia ke Halal Expo.

 

Menurut dia, Halal Expo memiliki potensi pasar yang besar karena menjadi salah satu pintu masuk ekspor produk kuliner Indonesia agar bisa menjadi bagian dari rantai pasok yang lebih luas lagi, yaitu Eropa.

 

Namun, ia menyadari masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi agar produk UMKM bisa masuk ke sana.

 

“Tantangan ekspor produk kuliner UMKM ke Inggris yang utama adalah keamanan makanan. Standar keamanan pangan harus betul-betul diterapkan baru kita bisa masuk ke dalam Halal Expo di Inggris, kita coba dobrak, ini pasar yang luar biasa besar,” tutur Wientor.

 

Manager Program Future Cities FCDO Kedutaan Inggris, Barikatul Hikmah Albar Salim, menjelaskan otoritas Inggris menerapkan standar keamanan pangan yang tinggi, sedangkan pengusaha Inggris yang ingin mengekspor produknya ke Indonesia lebih fokus pada aspek halal.

 

“UMKM ini kebanyakan perorangan dan skalanya kecil, itu ada potensi untuk bisa masuk UK. Diharapkan Smesco bisa bisa mendorong UMKM untuk mencoba memasuki pasar UK yang awalnya dari Trade Expo itu dulu,” kata Barika.

Baca Juga:  Ibu-ibu Nelayan di Banyuwangi Olah Ikan jadi Produk Bernilai Jual

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, berdasarkan kolaborasi ini ada potensi besar untuk meningkatkan daya saing industri makanan dan minuman Indonesia di pasar global, terutama dengan memperhatikan aspek kualitas, keamanan pangan, dan kepatuhan terhadap standar internasional.

 

 

Menurut dia, Indonesia juga memiliki potensi pasar yang besar bagi pengusaha Inggris. Hal ini terlihat dari tingginya nilai investasi asing langsung (FDI) di sektor industri makanan dan minuman, serta besarnya pengeluaran konsumsi pangan masyarakat Indonesia.

 

Data menunjukkan terdapat 2.899 proyek investasi asing langsung (FDI) di sektor industri makanan dan minuman dengan nilai total investasi mencapai 2,139 juta dolar AS.

 

Produk domestik bruto (PDB) Indonesia juga menunjukkan performa yang baik, mencapai 1,4 triliun dolar AS. Dari PDB tersebut, 51 persen digunakan untuk konsumsi pangan dan 16,32 persen untuk konsumsi pangan olahan.

 

“Ini merupakan pasar yang ceruknya masih besar bagi pelaku bisnis,” kata Adhi.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA