Search

Dari Jualan Jamu Hidupi Tiga PAUD Gratis di Karawang

Majalahaula.id – Jubaedah, produsen kerupuk dengan brand Kerupuk Miskin serta pembuat jamu merek Mak Edah ini tinggal di dengan Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Jubaedah, di tengah kesibukannya membuat kerupuk dan jamu punya mimpi besar bagi warga yang tinggal di desa yakni setiap anak memiliki kesempatan belajar yang sama. Terdorong oleh mimpi tersebut, Jubaedah mendirikan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) “Anugerah”. Sekolah tersebut ditujukan bagi anak-anak di Desa Tanjung agar bisa mengakses pendidikan dan siap untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya.

Saat ini total muridnya ada 56 anak yang dibagi ke dalam tiga sekolah PAUD. Salah satu dari tiga PAUD tersebut kurikulumnya khusus, yakni PAUD Islami.

Baca Juga:  Ibu-ibu Nelayan di Banyuwangi Olah Ikan jadi Produk Bernilai Jual

“Para siswa tidak perlu membayar untuk bisa menikmati pengajaran di tiga PAUD yang dikelola Jubaedah. Sebabnya, dia yang membayar keperluan operasional PAUD. Termasuk dia sendiri yang menggaji para gurunya,” ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Jubaedah menggratiskan semua biaya tersebut, karena dia merasa cukup dengan apa yang sudah dia miliki. Sehingga, hasil dari usaha jamu tradisional dia alokasikan untuk membiayai operasional PAUD.

“Selain kerupuk, saya punya usaha pembuatan jamu. Setiap hari juga jualan jamu keliling. Jamunya untuk pegel dan linu. Alhamdulillah hasilnya lumayan. Berkeliling kampung dan pulang jam 08.00 pagi, saya bisa dapat Rp 150.000 hingga Rp 200.000. Itu yang saya pakai untuk membiayai PAUD,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kisah Sukses Penjual Mukena UMKM Asal Tasikmalaya

Tiga PAUD tersebut diasuh oleh lima guru, yang masing-masing mengajar 2-3 jam. Dalam sebulan para guru tersebut mendapat gaji dari Jubaedah sebesar Rp 400.000 per orang. Sehingga jika ditotal kebutuhan untuk gaji guru PAUD saja mencapai Rp 4 juta per bulan. Meski tidak lulus SD, Jubaedah mengaku tidak merasa terbebani menanggung biaya operasional. Dia melihat bahwa pendidikan menjadi kebutuhan utama di desanya. Apalagi, tidak semua warga berkecukupan. Dengan membebaskan biaya PAUD, dia berharap para ibu di Desa Tanjung memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak. Kepedulian tersebut salah satunya diharapkan dari kesediaan orang mengantarkan anak-anaknya bersekolah ke PAUD.

“Yang penting ada kemauan ibu-ibu mau mengantar anaknya sekolah. Tujuan saya itu. Yang penting anak-anak di desa kami sama rata dalam pendidikan. Anak-anak itu harus tahu mana yang baik dan mana yang buruk,” ungkapnya.

Baca Juga:  66 UMKM Ramaikan Pameran Nasional Pukat

Masyarakat bisa menikmati PAUD gratis di Desa Tanjung tidak lepas dari usaha jamu yang dijalankan oleh Jubaedah. Dirintis sejak tahun 2017, jamu dengan brand Mak Edah ini telah menjangkau wilayah lain di luar Desa Tanjung.

Beberapa varian yang dihasilkan di antaranya kunyit asam, teh herbal dengan campuran sereh, serta racikan lainnya. Jamu dan racikan herbal tersebut dipilih sebagai salah satu usaha yang dijalankan Jubaedah karena sebelumnya dia adalah penjual jamu keliling

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA