Search

Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Gus Amak Sampaikan Hakikat Hidup Manusia

Majalahaula.id – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, Gus H M Nailurohman mengatakan, hakikat tujuan manusia dalam kehidupan ini adalah mencari kesenangan dan ketenangan hidup.

“Untuk mencari ketenangan syaratnya adalah fokus memikirkan diri kita untuk menghadap kepada Allah,” ujarnya pada saat pengajian Mausu’ah Asmaul Husna karangan di Masjid KH Abdul Hamid Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Senin (18/03/2023).

Menurutnya, jika hanya fokus memikirkan cara untuk menghadap Allah, hidup pasti akan tenang, karena urusan di dunia akan di bantu dan dimudahkan oleh Allah.

“Yang mahal dalam hidup adalah ketenangan. Karena rumus tenang bukan memiliki segala hal, ini urusan rasa dan hati,” jelasnya.

Baca Juga:  EdenFarm Gandeng Situwangi Dukung Operasional Pesantren

Gus Amak mengaku, urusan rasa dan hati tidak bisa dicukupi dengan dhohir, karena yang dicari itu hati bukan emas dan uang. Banyak orang yang gagal fokus karena dengan dirinya kaya makin tenang, padahal tambah takut hilang hartanya.

“Ketenangan hati tidak bisa didapatkan dengan harta, melainkan dengan tuntutan yang ada dalam Al-Qur’an,” paparnya.

Meskipun semua orang memiliki hati, tidak semua mendapatkan ketenangan, ketenangan itu ada di dalam hati orang yang memiliki iman.

“Ketika orang mampu untuk menata hati, insya Allah hidupnya akan lebih tenang dan tentram dibandingkan dengan orang yang hanya melihat sesuatu secara duniawi,” tekannya.

Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Jawa Timur tersebut menjelaskan, rasa ini bisa tenang jika sudah dekat dengan Allah, bukan selainnya.

Baca Juga:  Kemenag Buka Pengajuan Bantuan Pesantren dan Pendidikan, Ini Ketentuannya

“Orang yang tidak lepas dari dzikir dan syukur kepada Allah pasti hidupnya akan tenang,” tandasnya.

“Pesantren membantu orang tua dalam menjalankan tugasnya mendidik anak”, demikian tegas KH. Nailurrahman, Direktur Pendidikan Bayt Al Hikmah. Tanggung jawab utama tetap pada orang tua. Oleh karena itu orang tua harus bekerjasama dengan pesantren. Orang tua harus memahami upaya-upaya yang dilakukan pesantren.

“Kedua pihak harus memiliki komunikasi yang baik, sehingga terjalin kerjasama yang baik,” pungkasnya.

Banyak masalah bisa dicegah jika jalinan komunikasi dan kerjasama antara orang tua/wali santri dengan pihak pesantren. Banyak kasus terjadi di pesantren disebabkan kurang terjalinnya komunikasi pesantren dengan wali santri.

 

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA