Search

Gus Salam : Jalani Ramadhan Dengan Penuh Kekhusyu’an

Majalahaula.id – Ramadhan adalah bulan spiritual. Di bulan suci ini, setiap Muslim memfokuskan waktu, pikiran, dan hatinya untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT. Maka, Ramadhan pun menjadi momen yang tepat untuk melatih beribadah dengan khusyu.

Dalam pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar – Jombang, KH. Abdussalam Sohib, mengatakan kekhusyukan tidak hanya bisa dibangun dalam shalat, tetapi juga dalam keintiman hubungan seorang hamba dengan Allah SWT, khususnya di bulan Ramadhan.

“Bulan yang seperti itu semangatnya, yang membawa suatu spiritualitas, suatu keadaan hati dan jiwa yang merasa dekat kepada Allah, itu tentu akan sangat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat di dalam Ramadhan,” kata Gus Salam (Sapaan Akrab KH. Abdussalam Shohib-Red) Kepada Wartawan

Kekhusyukan yang selalu dikejar di setiap ibadah shalat bisa terbantu dengan adanya suasana spiritualitas dan fokus yang sangat tinggi pada bulan suci Ramadhan. Berbagai shalat, baik yang wajib maupun sunah, pun dapat dilakukan pada bulan Ramadhan dengan lebih khusyuk dan tawadhu.

Baca Juga:  Pesan Penting Hadirnya Tahun Baru

“Lebih dari itu, ada suatu tambahan shalat sunah yang disyariatkan hanya pada malam-malam bulan Ramadhan, yaitu shalat Tarawih. Kalau qiyamullail di luar Ramadhan itu hanya mencakup Tahajud dan Witir maka pada Ramadhan qiyamullail itu mencakup Tarawih, Tahajud, dan Witir,” ujarnya.

Shalat Tarawih, menurut Gus Sallam, merupakan salah satu medium perbaikan diri seorang Muslim. “Medium jati diri kita itu adalah memperbanyak shalat malam pada bulan Ramadhan, karena itulah ada shalat Tarawih,” ujar Gus Salam.

Gus Salam juga menjelaskan tentang beribadah di waktu dan tempat yang memiliki kemuliaan. Ada beberapa tempat yang jika seorang Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT di tempat tersebut maka fadilahnya bertambah. Misalnya, doanya akan terkabulkan jika berdoa di tempat itu.

Begitu pun kemuliaan waktu. Ada waktu yang mempunyai kemuliaan sehingga bila beribadah di waktu itu maka pahalanya akan berlipat. “Di antara kemuliaan waktu itu adalah Ramadhan, sehingga kalau kita melaksanakan shalat, wajib ataupun sunah, itu akan dilipatgandakan oleh Allah SWT,” ujarnya.

Baca Juga:  KH Miftachul Akhyar Yang Baik Pasti Berat

Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama’ tersebut menyampaikan soal bagaimana melatih kekhusyukan dalam shalat. Dia menjelaskan, ada beberapa amalan dalam shalat. Pertama, amalan fisik seperti rukuk dan sujud. Kedua, amalan lisan seperti bacaan al-Fatihah dan bacaan doa, terakhir yaitu amalan hati yang dalam hal ini adalah khusyuk dalam shalat.

“Khusyuk itu amalan hati sehingga sulit mengukur dari sisi zahir (fisik). Tetapi, memang ada indikator secara fisik, misalnya shalatnya tenang dan kalau ada gerakan tertentu yang dibutuhkan, misalnya menggaruk karena badan gatal, itu tidak memengaruhi kekhusyukan shalat karena ini urusan hati,” papar ulama milenial tetsebut.

Khusyuk itu fokus dalam ibadah, tidak berbicara dengan dirinya sendiri, tidak memikirkan hal lain kecuali hanya shalatnya saja.

“Jadi, khusyuk itu fokus dalam ibadah, tidak berbicara dengan dirinya sendiri, tidak memikirkan hal lain kecuali hanya shalatnya saja. Terkadang orang terpikir pekerjaannya, berarti dia tidak khusyuk,” ujarnya.

Baca Juga:  PCNU dan HPN Situbondo Hidupkan Perekonomian Lewat Pasar Ramadhan

Gus Salam juga mengingatkan, ibadah shalat wajib lima waktu tentu dilipatgandakan pahalanya di bulan Ramadhan. Sedangkan, ibadah sunah dinaikkan kualitasnya laksana ibadah wajib. Karena itu, setiap Muslim perlu memahami skala prioritas ibadah yang harus ditingkatkan selama Ramadhan.

Prioritas pertama, harus menjaga shalat fardhu. Jangan sampai menjalankan ibadah puasa tetapi mengabaikan shalat wajib lima waktu, atau rajin shalat Tarawih tetapi meninggalkan shalat wajib.

“Pahala ibadah di bulan Ramadhan memang dilipatgandakan, tetapi perbuatan dosa juga dilipatgandakan. Jadi meninggalkan kewajiban di Ramadhan itu dosanya lebih besar lagi,” ujar dia.

Adapun prioritas kedua yaitu melaksanakan shalat wajib secara berjamaah. Sedangkan, prioritas ketiga, melaksanakan shalat sunah yang dianjurkan secara khusus pada Ramadhan, yaitu shalat Tarawih yang disertai shalat witir.

“Keempat, sempurnakan dengan shalat-shalat sunah yang lain, seperti shalat rawatib, Dhuha, dan Tahiyatul Masjid,” katanya.

Pewarta : Muz

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA