Majalahaula.id -Banjir menerjang tiga kabupaten di Pulau Madura, yakni Bangkalan, Sampang dan Pamekasan pada Selasa (12/3/2024). Banjir terjadi usai hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak Senin (11/3/2024). Akibat banjir tersebut Jalan Nasional di kawasan perbatasan antara Blega, Bangkalan dan Jrengik, Sampang tersendat hingga lumpuh total.
“Tadi saya sampai sini pukul 13.30 WIB sudah macet ngak bisa lewat karena Blega banjir,” kata Heriyanto, sopir truk ikan, Selasa (12/03/2024).
Heriyanto menambahkan banjir karena hujan yang lebat yang terjadi sejak subuh. Akibatnya sungai di Blega Bangkalan meluap dan merendam jalan. “Saya dari Pamekasan mulai pagi subuh hujan. nyampai sini tadi macet karena Blega sudah tinggi sekarang air (Jrengik),” kata Heriyanto.
“Tadi truk bisa lewat sekarang nggak bisa lewat. Itu di jalan kalau di rumah warga kayaknya satu sampai 1,5 cm,” imbuh Heriyanto.
Pantauan di lokasi di daerah Jrengik, Sampang menuju Surabaya ratusan kendaraan tersendat tak bergerak. Begitu juga arah sebaliknya kendaraan tidak bisa melintas mulai dari Pasar Blega.
Di Sampang terjadi di Kecamatan Jrengik dan menutup akses jalan nasional penghubung antara Kabupaten Sampang dengan Kabupaten Bangkalan. Sedangkan di Pamekasan terjadi di Jalan Trunojoyo Pamekasan.
“Malam ini banjir mulai masuk perkampungan warga di Desa Patemon,” kata Koordinator Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Budi Cahyono, Selasa (12/3/2024).
Banjir yang melanda Pamekasan merupakan banjir kiriman akibat luapan Sungai Kalisemajid dan Sungai Kalikloang. Sejumlah petugas terlihat menelusuri genangan banjir dan mulai melakukan evakuasi ke sejumlah rumah warga.
Dari tiga kabupaten yang dilanda banjir di Pulau Madura ini, yang terparah di Kabupaten Bangkalan. Dalam rekaman video yang beredar, banjir juga merendam sebuah masjid, dan sejumlah orang terlihat mengungsi di ketinggian untuk menyelamatkan diri.
Sebanyak 7 kecamatan di Kabupaten Bangkalan terendam banjir. Dampak banjir terparah menimpa Kecamatan Arosbaya dengan total kurang lebih 2.000 warga terdampak yang tersebar di empat desa.
Keempat desa itu meliputi; Desa Buduran dengan jumlah 700 warga terdampak, Desa Plakaran sejumlah sekitar 200, Desa Tambegan sejumlah 15 orang dari 3 KK, dan Desa Arosbaya dengan jumlah sekitar 1.100 warga terdampak. Sebagaimana disampaikan Kapolsek Arosbaya, Iptu Eko Sys Purnomo.
“Total sekitar 2.000 warga di Arosbaya terdampak. Banjirnya bervariasi, ketinggian air ada yang mencapai 1 meter, 50 cm, ada juga hingga ketinggian sampai leher orang dewasa di Desa Arosbaya. Karena banjir kiriman dan intensitas hujan mulai tadi malam sampai siang ini gerimis halus,” ungkap Eko Sys. (Hb)