Search

PCINU Jerman Selenggarakan Dialog Lintas Agama

Majalahaula.id – Keberagaman dan keharmonisan antarumat beragama di Indonesia berhasil menarik perhatian masyarakat internasional, termasuk negara Jerman. Karenanya, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman menggelar dialog lintas agama dengan mengangkat tema “How is Indonesian Religious Harmony Practised in Germany?”. Kegiatan dilaksanakan di Seminari Misionaris Steyler, Sankt Agustin, Jerman, Sabtu (02/03/2024).

“Diskusi itu turut menggandeng Steyler Missionare Sank Agustin Jerman, Kementerian Agama Republik Indonesia, serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia,” kata Ketua PCINU Jerman, M Rodlin Billah, Senin (04/03/2024).

Dengan dihadiri 150 tokoh komunitas dan organisasi keagamaan diaspora Indonesia di Jerman, Belanda, dan Belgia. Jalannya diskusi itu dipandu langsung oleh perwakilan DMK Deutschprachige Muslimkreis Karlsruhe, Rustu Aslandur dan pengajar Philosophisch-Theologische Hochschule SVD Sankt Agustin, Dr. Vinsensius A G.

Baca Juga:  Kabar Gembira, Kerajaan Arab Saudi Buka Ibadah Umrah untuk Masyarakat Internasional

Tak hanya itu, tokoh asal Indonesia juga hadir sebagai pembicara dalam diskusi itu. Adapun tokoh tersebut ialah perwakilan Nyaman Braya Bali, I Ketut Adnyana dan perwakilan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Phil Sahiron. Beberapa kiai dan ibu nyai pengasuh pondok pesantren turut hadir sebagai anggota dalam diskusi itu.

Peningkatan polarisasi, ekstremisme, dan xenophobia atau ketakutan seseorang kepada kelompok yang berbeda, terhadap agama dalam situasi global saat ini menjadi hal lain yang mendorong diskusi tersebut terselenggarakan. “Pada tataran itulah Indonesia memiliki pengalaman sebagai referensi penting untuk membangun kehidupan harmonis di tengah keberagaman suku bangsa dan agama,” jelasnya.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas turut memberikan sambutan tertulis dalam acara itu. “Indonesia mencatatakan sejarah yang mana warga negara mesti bekerja keras untuk mengelola perbedaan, mengatasi konflik, dan tekanan untuk memperkuat harmoni dan toleransi,” katanya.

Baca Juga:  Jeddah akan Bongkar dan Dandani 60 Daerah Kumuh

Oleh sebab itu, keragaman warga yang dibalut dengan saling menghargai perbedaan merupakan hal yang menarik di Tanah Air. Menurut Menag, inilah yang harus terus dijaga. (Ful)

 

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA