Majalahaula.id – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud mengapresiasi sambutan baik pemerintah pada Aksi Zero Stunting yang diinisiasi Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI di 2024.
“Terima kasih atas sambutan terbuka dari pemerintah, dalam hal ini Wakil Presiden menyambut program yang dicanangkan oleh KPRK MUI ini,” kata Marsudi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Ia pun mengapresiasi pemerintah yang terus mendorong agar jangan sampai tahun-tahun ke depan masih ada stunting di Indonesia.
Mantan Ketua PBNU itu mengatakan semua unsur harus saling berkolaborasi untuk menyelesaikan persoalan stunting yang masih menyimpan banyak pekerjaan rumah tersebut.
“Tidak hanya umat Islam, seluruh bangsa Indonesia hendaknya saling bersama-sama, dukung-mendukung, gotong royong untuk mengurusi hal-hal yang masih kurang baik di negara ini, termasuk stunting,” ujarnya.
Untuk itu, Marsudi mengapresiasi KPRK MUI yang turut bergabung dalam upaya bersama mengurangi stunting di tanah air sebab persoalan stunting bukanlah hal yang sederhana.
Menurut dia, untuk melahirkan generasi yang sehat, sang ibu harus terpenuhi gizi dan asupannya. Pemenuhan gizi memerlukan kondisi ekonomi yang memadai, khususnya saat seorang ibu dalam kondisi hamil.
“Tidak dapat dipungkiri, kondisi stunting salah satunya dipicu oleh keadaan ekonomi. Anak dari para kaum dhuafa rentan mengalami kondisi seperti ini,” ujarnya.
Sebelumnya, KPRK MUI menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) di Jakarta pada 11-12 Februari 2024. Penutupan rakornas dilaksanakan di Istana Wakil Presiden, Senin.
Pada kesempatan itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerukan agar para ulama dan tokoh agama dapat terlibat dalam menekan angka stunting dari sebelumnya 21,6 persen pada 2022 menjadi 14 persen pada 2024.
Menurut wakil presiden, ulama dan tokoh agama memiliki gaya pendekatan yang mudah dipahami masyarakat.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat berperan untuk menjadi mitra pemerintah dalam aksi percepatan penurunan kasus stunting.
“Melalui Aksi Zero Stunting menuju Indonesia Emas 2045, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat tampil sebagai penggerak umat, sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah dalam upaya pencapaian target percepatan penurunan stunting,” kata Wapres Ma’ruf Amin pada acara Rapat Koordinasi Nasional Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI di Istana Wapres, Senin.
Wapres merinci bahwa pada tahun 2022, masih ada sekitar satu dari lima balita Indonesia yang mengalami stunting, atau kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.
Namun, untuk mencapai target 14 persen stunting tahun 2024, diperlukan upaya ekstra yang menuntut kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif dari semua pihak, termasuk keterlibatan para ulama dan tokoh agama.