Search

Harga Beras Meroket, Pemerintah DIY  Sebut Permintaan Tinggi untuk Bansos

Majalahaula.id – Harga beras di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meroket hingga Rp 17.500 per kilogramnya. Salah satu penyebabnya, maraknya bansos.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syam Arjayanti menjelaskan penyebab dari kenaikan harga beras dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertama, adalah belum meratanya panen. Lalu tingginya permintaan beras akibat maraknya bantuan sosial (bansos).

“Ada beberapa faktor. Saat ini memang sudah ada yang panen di beberapa lokasi tetapi belum memasuki puncak musim panen. Diprediksi (puncak panen) baru akan terjadi di akhir Maret sampai dengan April,” kata dia saat dihubungi, Senin (12/2/2024).

“Kemudian tingginya permintaan. Salah satunya bansos. Sebenarnya kan bansos dah mulai tahun kemarin yaa, tetapi terus ada bansos-bansos lainnya,” kata dia.

Baca Juga:  Beras Mahal dan Tantangan Pemerintah Stabilkan Harga

Menurut dia, harga beras akan mulai stabil saat terjadi panen raya dengan catatan Bulo bisa membeli produksi petani untuk cadangan pangan pemerintah. Shingga saat harga tinggi beras tersebut dapat dinaksimalkan.

“Stok cadangan pemerintah juga masih belum terpenuhi targetnya. Sehingga pemerintah berencana Januari sampai dengan Maret akan impor 3 juta ton,” kata dia.

Untuk menekan harga Disperindag DIY bakal melakukan sejumlah upaya. Di antaranya pemantauan di tiap distributor dan menggelar pasar murah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Pasar murah baru akan kami laksanakan tanggal 20 Februari sebanyak 7 ton berbagai komoditi di halaman Disperindag,” ucapnya.

“Kabupaten kota juga sudah ada anggaran untuk operasi pasar dan pasar murah,” katanya.

Baca Juga:  Pemerintah Jelaskan Keraguan Pengusaha Soal Proyek IKN

Dia mengungkapkan saat ini harga jenis beras 64 seharga Rp 14.100 per kg. Lalu jeni C4 Rp 14.200, Delanggu Rp 15.100, dan mentik wangi Rp 16.100.

Dia menambahkan harga kemungkinan akan turun jika ada panen raya dan impor beras sudah masuk ke Indonesia.

“Ada (harga turun), jika sudah banyak yang panen atau ada impor,” kataya.

Sementara itu penjual beras di Kota Yogyakarta, Desi mengatakan kenaikan harga sudah terjadi sejak 3 minggu terakhir.

“Tiap hari itu naik terus. Sudah tiga minggu,” ucap dia.

Ia menjual beras jenis Mentik wangi Rp 17.500 per kilo, C4 Raja Rp 15.600, Delanggu Rp 15.500.

Akibat kenaikan harga ia kesulitan menjual beras lantaran harga yang semakin tinggi.

Baca Juga:  Dua Bulan Menganggur, Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro Terima Bantuan Sembako dari Polda DIY

“Kasian yang jual makanan, harga serba mahal. Yang belanja semakin berkurang kadang-kadang nombok, jangankan untung malah nombok,” pungkasnya.

 

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA