Majalahaula.id – Ketua Presidium Forum Guru Besar Indonesia ini mengajak semua elemen masyarakat memprioritaskan kepentingan nasional dan kesejahteraan bangsa di atas segala kepentingan pribadi dan golongan menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Singgih menekankan pentingnya menjunjung tinggi kesabaran sosial guna menciptakan suasana yang kondusif. “Kita harus mengedepankan sikap bijaksana dan sabar dalam berinteraksi dengan sesama, demi menciptakan suasana yang menyejukkan di tengah masyarakat,” kata Singgih dalam keterangan tertulis, Ahad (11/02/2024).
Lebih lanjut, Singgih mengingatkan semua pihak menghindari penyebaran berita palsu atau hoax dan fitnah yang berpotensi memicu konflik. Dia juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu demi mensukseskan pemilu yang damai. “Kita perlu bersama-sama membangun kesadaran akan bahaya penyebaran informasi yang tidak benar dan berpotensi memecah belah persatuan bangsa,” kata Singgih.
Dalam pandangannya, pemilihan umum bukan sekadar pesta demokrasi yang diikuti masyarakat hingga tingkat bawah. Oleh sebab itu, diharapkan pesta demokrasi ini dapat memberikan nilai lebih, salah satunya adalah memperkuat persatuan. “Pemilu adalah pesta demokrasi kita. Mari kita bersama-sama menjadikannya sebagai momentum memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” imbuhnya.
Singgih menyampaikan, dengan komitmen yang kuat untuk menjaga kedamaian dan kemajuan bangsa, Forum Guru Besar Indonesia bersama seluruh elemen masyarakat siap bersinergi demi Indonesia yang lebih baik. “Semoga langkah-langkah positif ini dapat menginspirasi semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan masa depan yang cerah dan sejahtera bagi Tanah Air tercinta,” tandasnya.
Sebelumnya, menyikapi perkembangan antara golongan sivitas akademika, Presidium Forum Guru Besar Indonesia mengimbau seluruh sivitas akademika kampus di Tanah Air menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan elektoral sesaat. Hal ini salah satu maklumat yang disampaikan Forum Guru Besar sebagai hasil silaturahmi presidium. “Segenap elemen masyarakat khusunya para akademisi dan cendekiawan serta tokoh-tokoh masyarakat hendaknya menyampaikan pemikiran pemikiran yang lebih menyejukkan dari pada membakar situasi, lebih mendamaikan dari pada meramaikan, lebih solutif dari pada provokatif,” kata guru besar Universitas Diponegoro Semarang ini di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta pada Kamis (08/02/2024) lalu. (Ful)