Majalahaula.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan pesan tentang peran sains dan teknologi serta pentingnya mengikuti nilai-nilai agama dalam pengembangan institusi pendidikan. Hal tersebut diuraikan pada peresmian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (07/20/2024).
Gus Yahya menekankan bahwa di tengah tantangan masa depan yang penuh dengan perubahan cepat dan kompleks, sains dan teknologi menjadi bekal penting. “Ini adalah inisiatif yang memang harus kita rawat dengan sungguh-sungguh, supaya betul-betul UNU Pasuruan ini berkembang menjadi kokoh dan punya kemampuan untuk secara liat, ulet, karena harus bergerak dengan cepat,” ungkapnya.
Namun, Gus Yahya juga menegaskan bahwa sains dan teknologi merupakan sarana untuk mencapai keberhasilan atau kemajuan dalam urusan dunia. “Namanya sains dan teknologi itu kan alat, alat li jalbi mashālihid dunya (untuk meraih kemaslahatan dunia). Itu yang harus diingat. Sains dan teknologi ini adalah alat li jalbi mashālihid dunya. Ini cuma kita gunakan untuk bisa dapat maslahat-maslahat duniawi saja,” katanya.
Maka itu, Gus Yahya mengingatkan pentingnya mengikuti nilai-nilai agama, khususnya bagi institusi pendidikan yang berasal dari NU. “Kita tidak boleh lupa, wong ini namanya Universitas Nahdlatul Ulama, kita tidak boleh lupa apa yang harus diikuti dari NU itu, tidak boleh lupa. NU itu memang didirikan untuk agama, bukan untuk yang lain. Maka ini yang harus kita ingat,” papar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Lebih lanjut, Gus Yahya menekankan bahwa setiap keputusan di NU selalu didasarkan pada pertimbangan syariah. “Semuanya harus ditundukkan kepada syariah. Dan semua keputusan NU itu, setiap keputusannya selalu didasarkan pada pertimbangan syariah, nggak boleh tidak,” jabar dia.
Gus Yahya juga menyoroti pentingnya berpikir strategis dalam pengembangan UNU Pasuruan sebagai institusi pendidikan, khususnya terkait peningkatan jumlah mahasiswa. “Pikirkan bagaimana caranya supaya tambahnya mahasiswa itu tidak memperberat beban saja, tapi sungguh-sungguh bisa menjadi energi untuk mengembangkan kapasitas,” tutupnya. (Ful)